TAFSIR surat Al-Kafirun menjelaskan tentang berlepas diri dari kesyirikan. Jangan sampai kita menduakan Allah dengan sesuatu apa pun itu. Kita hanya boleh menyembah Allah semata.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Kafirun Ayat 1, Tidak Ada Toleransi dalam Masalah Akidah
Tafsir Surat Al-Kafirun Ayat 2 dan 3
Allah ta’ala berfirman:
لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. (Q.S. Al-Kafirun: 2)
Faedah dari ayat ini:
1. Maksud ayat ini adalah menceritakan haal (keadaan sekarang) dan mustaqbal (masa mendatang), sehingga makna ayat: “Aku tidak menyembah sesembahanmu saat ini, dan sampai kapan pun tidak akan.”
2. Wajibnya berlepas diri dan membenci kesyirikan dan pelakunya.
3. Semua bentuk peribadahan kepada selain Allah hukumnya haram dan merupakan kesyirikan.
4. Tidak ada toleransi dengan agama lain dalam masalah akidah.
5. Bangga dengan akidah Islam dan bangga menampakkan identitas Islam.
Allah ta’ala berfirman:
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Q.S. Al-Kafirun: 3)
Faedah dari ayat ini:
1. Perlu diketahui bahwa orang-orang Musyrikin itu menyembah Allah. Allah ta’ala berfirman:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’.” (QS. Az Zukhruf: 87)
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah.” (QS. Al Ankabut 61)
2. Oleh karena itu ayah Rasulullah bernama “Abdullah” (hamba Allah), padahal kakek Rasulullah yaitu Abdul Muthallib berada di atas agama kesyirikan.
Namun beliau memberi nama anaknya “hamba Allah”. Menunjukkan bahwa orang-orang Musyrikin itu menyembah Allah.
3. Namun orang-orang Musyrikin tidak mau mempersembahkan ibadah hanya kepada Allah semata.
Mereka menyembah Allah, tetapi juga menyembah selain Allah. Mereka tidak mentauhidkan Allah.
4. Oleh karena itu, dalam ayat di atas, disebutkan “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah”, karena mereka tidak mentauhidkan Allah dalam ibadah.
5. Orang yang menyembah Allah namun juga menyembah yang lain, maka tidak dianggap bertauhid sama sekali dan tidak dianggap menyembah Allah.
Wallahu a’lam. [Cms]
@fawaidquran