TADABBUR Surat Al-Balad, akhir jalan mendaki. Menurut jumhur ulama dan ahli tafsir surat Al-Balad diturunkan Allah di Makkah setelah Surat Qâf. Tema surat-surat makkiyah sangat menonjol dalam surat ini.
Apalagi secara eksplisit, Allah bersumpah dengan negeri kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang tak lain adalah Makkah.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 69, Nabi Muhammad bukan Penyair
Oleh: Ustaz Dr. H. Saiful Bahri, M.A.
Tadabbur Surat Al-Balad, Mukaddimah: Meluruskan Persepsi
Dalam surat ini juga Allah menceritakan kondisi penduduk Makkah yang masih mendustakan agama Allah. Mereka silau dengan kekuatan yang mereka miliki.
Mereka mengira dengan harta yang mereka kerahkan dan orang-orang yang mereka himpun akan mampu membendung kehendak Allah. Mereka takkan pernah mampu membungkam risalah kebenaran yang dibawa putra terbaik Kabilah Quraisy ini.
Seperti beberapa surat makkiyah yang lainnya, surat ini ditutup dengan pembicaraan kedahsyatan hari kiamat terutama hal-hal yang berkaitan dengannya yaitu hari pembalasan.
Akhir dari nasib yang akan diterima orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.
Yang menarik dari pembahasan dalam surat ini adalah merupakan kelanjutan dari surat sebelumnya. Jika dalam surat Al-Fajr banyak pembahasan mengenai harta, terutama yang berkaitan dengan kesalahan persepsi mengenai harta yang berakibat pada kesalahan berikutnya yaitu:
memakan harta anak yatim, harta warisan, enggan menolong fakir miskin, serta berlebihan dalam mencintai dunia, maka dalam surat ini mereka digambarkan Allah juga salah dalam menginvestasikan harta.
Harta yang mereka kumpulkan dengan susah payah tersebut malah digunakan untuk menghalangi agama Allah.
Maka Allah menjelaskan investasi-investasi yang beruntung, seperti: memerdekakan budak, memberi makan orang yang kelaparan, menyantuni fakir miskin dan anak yatim serta menyambung silaturrahmi dan menebar kasih sayang.
Harta yang diinvestasikan dalam urusan dan hal-hal tersebut akan Allah jamin keuntungannya. Mereka akan dimasukkan ke dalam golongan kanan yang dimuliakan Allah.[ind]
(bersambung)