DI ANTARA kemuliaan akhlak Rasulullah adalah memuliakan seluruh kalangan, tak terkecuali seorang tukang sapu yang biasa membersihkan masjid.
Suatu hari Rasulullah merasa kehilangan seorang wanita berkulit hitam yang biasa membersihkan masjid, maka beliau menanyakannya kepada para shahabat, lantas para shahabat berkata, “Ia telah meninggal dunia.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Mengapa kalian tidak memberitahukannya kepadaku?”
Abu Hurairah berkata, “Seakan mereka anggap remeh urusannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tunjukkanlah kepadaku kuburannya.” Setelah ditunjukkan maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mensholatkannya (sholat jenazah) lalu beliau bersabda,
إن هذه القبور مملوءة ظلمة على أهلها وإن الله ينورها لهم بصلاتي عليهم
“Sesungguhnya kuburan ini diliputi kegelapan bagi penghuninya dan sungguh Allah terangi kubur mereka berkat doaku atas mereka.”
(HR. Al-Bukhari 460 dan Muslim 956)
Baca Juga: Nasihat Rasulullah pada Abdullah bin Amr
Sikap Rasulullah dalam Memuliakan Tukang Sapu
Ustadz Fikri Abul Hasan memberikan beberapa pelajaran penting dari sabdah Rasulullah di atas:
1) Perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan keadaan umatnya terutama orang-orang yang lemah dari kalangan fakir miskin yang menunjukkan luhurnya akhlak beliau.
2) Tawadhu’-nya (rendah hati) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meski beliau sebagai seorang pemimpin.
3) Wanita berkulit hitam itu akrab dikenal dengan Ummu Mahjan radhiyallahu ‘anha, beliau termasuk penduduk Madinah sebagaimana yang dinyatakan oleh para ulama ahli sejarah.
4). Al-Imam Al-Bukhari meletakkan hadis ini dalam bab “Menyapu Masjid dan Membersihkan Kotorannya…” Para ulama mengatakan hal itu menunjukkan merawat masjid dan menjaga kebersihannya termasuk amalan yang agung dan banyak para ulama besar yang antusias membersihkan masjid.
5) Masing-masing kita harus punya kontribusi dan memiliki peranan untuk membangun masyarakat Islami. Termasuk juga para wanita turut serta berperan selama mengindahkan rambu-rambu syariat.
6) Ada amalan-amalan yang dianggap remeh oleh sebagian manusia namun di sisi Allah memiliki keutamaan yang besar dan di sini ada peringatan jangan sekali-kali meremehkan kebaikan sekecil apapun.
7) Masjid sebagai sentral peradaban, musyawarah, ibadah kaum muslimin, pusat pendidikan yang mencetak para ulama dan mujahidin, sebab itu tempat yang paling Allah cintai adalah masjid.
8) Menghalangi pembangunan masjid tanpa alasan yang dibenarkan syariat atau menghalangi orang untuk thalabul ilmi di dalamnya, mengingat Allah, serta memakmurkannya, termasuk kejahatan terbesar terhadap Islam dan kaum muslimin.
9). Ucapan Rasulullah, “Tunjukkanlah kuburannya kepadaku”, ini dalil yang menunjukkan Rosulullah tidak mengetahui perkara ghaib selain yang Allah beritakan, bahkan tidak mengetahui peristiwa kasat mata yang berlangsung di sekitar beliau.
Ucapan beliau juga menunjukkan kuburan para shahabat -yang mereka orang-orang saleh- tidaklah dikubur dengan berlebih-lebihan dan diistimewakan seperti kuburan di zaman sekarang.
10) Para ulama berbeda pendapat mengenai shalat jenazah di kuburan antara yang melarang dan membolehkan, dan pendapat yang lebih rajih disyariatkannya hal tersebut bagi siapa yang belum mensholatkan jenazah yang wafat di sekitarnya sebagaimana praktek Nabi dan para shahabat sepeninggal beliau. Selain itu dalam pelaksanaan shalat jenazah tidak ada ruku’ dan sujud.
Gelapnya alam kubur, betapapun megahnya tenda, kelambu serta lampu yang dipasang, semua itu tidak akan berguna dan tidak akan menjadi penerang bagi penghuninya selain amalan salehnya seperti shalatnya yang dia jaga dengan baik dan kaum muslimin yang tulus mendoakan. [Ln]