MEMANTASKAN diri bertemu syahrut tarbiyah. “Betapa perlunya manusia merenung sejenak untuk bersiap-siap menyambut Ramadan.” (Syaikh Hasan Ahmad Abdurrahman)
Tidak lama lagi umat Islam akan kedatangan tamu agung yang sangat istimewa yaitu bulan Ramadan.
Bulan yang didalamnya penuh dengan kebaikan, keberkahan, ampunan, dan kasih sayang Allah swt. kepada para hamba-Nya yang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bergembiralah kita yang masih mendapat kesempatan menjumpai Ramadan, bulan yang digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya:
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Lathaiful Ma’arif mengomentari hadits di atas, beliau berkata:
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadan).”
Ramadan sering disebut juga sebagai syahrut tarbiyah bulan pembinaan dan pembentukan karakter diri karena suasana di bulan Ramadan sangat kondusif untuk menempa diri kita menjadi sosok muslim yang lebih baik.
Inilah suasana yang selalu dirindukan oleh setiap muslim, suasana yang sangat mendukung untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amal saleh.
baca juga: Tentang Ramadan Kareem
Memantaskan Diri Bertemu Syahrut Tarbiyah
Agar Ramadan menjadi syahrut tarbiyah, maka ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum bertemu dengan Ramadan, antara lain:
Pertama: Perbanyak Doa agar Berjumpa Ramadan
Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memahami betapa berharganya bulan Ramadan karenanya mereka sudah melantunkan doa-doa agar dapat berjumpa dengan Ramadan jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadan tiba.
Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Lathaiful Ma’arif menjelaskan kebiasaan para sahabat tersebut:
كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ
”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”
Berdoa agar bertemu Ramadan jauh-jauh hari merupakan salah satu bentuk kesungguhan diri agar nantinya dapat kesempatan untuk mengoptimalkan tarbiyah diri selama Ramadan.
Masih ada waktu bagi untuk terus melantunkan doa-doa agar Allah swt. sampaikan kita pada bulan Ramadan.
Kedua: Menyiapkan Bekal Ilmu
Sudah berapa kali kita berjumpa dengan Ramadan?. Sudahkah kita merasa cukup bekal ilmu untuk diamalkan di bulan Ramadan?. Walaupun kita sudah berpuluh kali berjumpa dengan Ramadan, tetap saja kita perlu menyiapkan bekal ilmu agar dapat beribadah dan beramal saleh dengan baik dan benar.
Ibnul Qayyim dalam Miftah Daris Sa’adah berkata, “Orang yang beribadah tanpa adanya ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang demikian akan mendapatkan kesukaran dan sulit untuk selamat.”
Dengan bekal ilmu yang cukup akan menjadi panduan amal selama Ramadan sehingga proses tarbiyah diri akan lebih baik yang pada akhirnya akan memberikan perubahan yang lebih baik.
Ketiga: Perbanyak Taubat
Manusia tidak ada yang lepas dari khilaf dan dosa. Sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
كلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)
Taubat merupakan sarana tazkiyatun nafs yang akan membersihkan hati dari berbagai kotoran yang dapat melemahkan seseorang dalam melaksanakan ibadah dan amal saleh. Karenanya memperbanyak taubat menjadi bekal yang penting agar saat memasuki bulan Ramadan kondisi hati sudah sangat siap untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh.
Keempat: Perbanyak Amal Saleh
Ramadan bulan yang istimewa karena amal ibadah yang dilakukan akan mendapatkan ganjaran yang berlipat-lipat. Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain.” (HR. Baihaqi)
Agar kita dapat optimal dalam melaksanakan ibadah dan amal saleh maka sejak sebelum Ramadan kita harus berusaha untuk memperbanyak amal ibadah sehingga saat memasuki Ramadan kita sudah terlatih banyak melaksanakan amal ibadah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak amal ibadah menjelang datangnya Ramadan sebagaimana yang diungkapkan oleh Ummul Mukminin Ummu Salamah radhiyallahu anha:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلاَّ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ.
“Saya tidak pernah mendapatkan Nabi saw. berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. An-Nasai)
Memperbanyak tilawah Alquran juga sangat dianjurkan menjelang Ramadan. Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab Lathaiful Ma’arif menukilkan ungkapan Salamah bin Kuhail:
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ الْقُرَّاءِ
“Dulu dikatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan para qurra’ (pembaca Al-Qur’an).”
Banyak lagi bentuk amal ibadah lainnya yang sudah harus kita perbanyak di bulan Sya’ban agar kita menjadi terbiasa saat memasuki Ramadan.
Semoga dengan bekal-bekal yang disiapkan menjelang Ramadan ini akan membuat kita siap menjadikan Ramadan sebagai syahrut tarbiyah bulan pembinaan dan pembentukan karakter diri menjadi muslim yang lebih baik.[ind]
sumber: Rabbani Mediatama