SEBAGIAN dari kita mungkin dulu sempat kesulitan menghafal surah Al-Kafirun, karena bunyi ayat-ayat di dalamnya tampak mirip. Ini karena memang terjadi pengulangan kalimat dan secara bahasapun memiliki artinya yang mirip. Namun para ulama tafsir memahami bahwa ada makna tersendiri dibalik pengulangan kalimat pada surah Al-Kafirun.
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ
1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Baca Juga: Makna Surah Al-Hujurat Ayat 13 yang Dilantunkan oleh Ghanim Al-Muftah di Ajang Piala Dunia 2022
Makna Dibalik Pengulangan Kalimat dalam Surah Al-Kafirun
Pada ayat dua dan ayat empat surat ini, secara lafaz dan makna tampak mirip namun jika kita telaah tafsiran dari para ulama maka ada perbedaan yang cukup detail.
Ada empat poin yang disampaikan oleh ulama tafsir, Ratib An-Nabulsi tentang pengulangan ayat dua dan ayat empat, yaitu:
1. Untuk memberikan penegasan
Dengan adanya penegasan, kita berkomitmen untuk tidak menyembah Tuhan agama lain dan melakukan ritual mereka.
2. Meniadakan kemungkinan lebih kuat dari meniadakan perbuatan
Apa maksudnya?
Di ayat dua secara makna artinya “aku tidak menyembah”. Artinya aku tidak akan melakukan perbuatan yang berkaitan dengan ritual agamamu.
Sedangkan di ayat empat secara makna artinya “Aku tidak akan menjadi penyembah”. Artinya aku tidak menjadi pelaku atau pemeluk agama lain.
Ayat ke dua fokus pada perbuatan, ayat ke empat fokus pada pelaku. Kekuatan makna ayat ke empat lebih besar daripada aya ke dua.
Menjadi pelaku artinya kita akan selalu melakukan suatu perbuatan tertentu. Sebagai contoh, seorang yang menulis dan seorang penulis. Yang pertama bisa jadi ia hanya sekali atau dua kali menulis, sedangkan penulis adalah sebuah profesi dari pekerjaan menulis yang dilakukan berulang kali bahkan sudah menjadi kebiasaan.
Ayat dua dan ayat empat surah ini menjadi komitmen seorang mukmin untuk tidak sekalipun melakukan penyembahan ataupun ritual agama lain dan tidak pula menjadi pemeluknya.
3. Tidak menyembah tuhan-tuhan agama lain maupun mengikuti cara ibadah mereka
Secara makna ayat ke dua berfokus pada sesuatu yang disembah, seperti patung dan sesembahan selain Allah.
Sedangkan ayat ke empat berfokus pada cara agama lain beribadah.
4. Tidak akan menyembah tuhan agama lain sekarang dan seterusnya
Pengulangan makna ayat ke dua dan empat ini sebagai bentuk komitmen untuk tidak menyembah tuhan agama lain untuk sekarang dan selama-lamanya.
MasyaAllah, kita bisa renungkan betapa dalam makna dibalik pengulangan ayat di surah Al-Kafirun ini. Secara umum dapat kita simpulkan bahwa saat membaca surah ini, kita punya tekad yang kuat untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan cara apapun.
Semoga saat membaca surah ini kita menjadi semakin beriman. [Ln]