MAKNA dan hikmah shalawat dan salam atas Nabi Shallallahu alaihi wa dijelaskan oleh Ustaz Iman Santoso, Lc. sebagai berikut.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [الأحزاب:56]
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersholawat pada Nabi, wahai orang-orang beriman bersholawat dan salam lah pada Nabi” (Al Ahzab 56).
Ayat di atas adalah satu-satunya ayat, dimana sebelum Allah Ta’ala memerintahkan suatu kewajiban, Allah dan malaikat-Nya mencontohkan lebih dahulu. Yaitu perintah shalawat.
Betapa agungnya perintah shalawat dan salam atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah Ta’ala menyampaikan pada hamba-Nya tentang kedudukan hamba dan nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi-Nya pada penduduk langit bahwa Allah memuji Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan malaikat muqorrobiin.
Dan bahwa malaikat mengucapkan shalawat. Kemudian Allah Ta’ala memerintahkan penduduk bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga bergabung pujian di langit dan bumi.
Baca juga: 8 Keutamaan Shalawat Nabi
Makna dan Hikmah Shalawat kepada Nabi
Makna shalat secara bahasa adalah doa, maka sholat atau shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti mendoakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Menurut jumhur ulama, shalat dari Allah adalah rahmat, dari malaikat adalah istighfar dan dari orang beriman adalah doa.
Berkata Abul ‘Aliyah shalat Allah atas Nabi-Nya yaitu Allah memujinya di kalangan malaikat.
Sedangkan shalatnya malaikat artinya doa malaikat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, shalat Allah atas Nabi adalah rahmat Allah atas Nabi dan keberkahan-Nya.
Sedangkan shalatnya malaikat adalah istighfar untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan makna salam atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa keselamatan atas Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam
Shalawat dan salam dibacakan ketika kita shalat lima waktu dan shalat sunnah, yaitu saat duduk Tasyahud Pertama dan Kedua.
Ketika sholat Jenazah, dibacakan setelah takbir kedua.
Ketika khatib Jumat berkhutbah, maka salah satu rukun khutbah adalah shalawat atas Nabi shallahllahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah adzan kita dianjurkan untuk doa atau shalawat pada Nabi shallahllahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika kita berdoa dianjurkan untuk membaca shalawat atas Nabi shallahllahu ‘alaihi wa sallam.
Demikian agung dan utamanya shalawat atas Nabi shallahllahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika kita mengucapkan sholawat atas Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, berarti kita membebaskan diri dari syirik atau menyekutukan Allah dengan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena sholawat artinya mendoakan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam berbeda dengan memohon pada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Doa dan mendoakan dibutuhkan oleh manusia, mahluk Allah, sedangkan berdoa hanya kepada Allah.
Sesuatu yang banyak terjadi pada manusia yaitu mensekutukan Allah dengan para nabi yang diutus, khususnya Nabi Isa alaihis salam.
Dengan menyampaikan sholawat, bukti kita mencintai Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam tanpa mengkultuskannya.
Walaupun begitu tingginya kedudukan Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi tetap saja beliau adalah manusia yang tidak boleh sampai pada tingkat kultus.
Suatu sikap yang berlebihan yang terkadang masih ada pada sebagian umat.
Kebaikan mengucapkan sholawat akan berpulang pada kita umatnya, karena dengan mengucapkan sholawat kita akan mendapatkan syafaat dan banyak sekali kebaikan yang akan diraih di dunia dan akhirat.
Mengucapkan sholawat atas Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai bukti kita bersyukur kepada Allah Ta’ala yang telah memilih manusia terbaik, pemimpin para nabi dan rasul.
Kemudian bersyukur pada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, atas rahmatnya pada seluruh alam dan yang telah menyebabkan kita mendapat hidayah Islam.
Oleh karena itu, orang yang tidak menjawab shalawat dan salam atas Nabi saat disebutkan namanya, maka dianggap orang yang paling bakhil.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
البخيلُ الذي من ذُكِرْتُ عندَه فلم يُصَلِّ عليَّ
“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut padanya, dia tidak mengucapkan shalawat padaku.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad shallahllahu ‘alaihi wa sallam adalah pintu-pintu kebaikan yang agung dan memiliki banyak hikmah dan keajaiban, komunikasi muslim kepada Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam atas dasar kecintaan kepada orang yang paling dicintai Allah dan yang akan memberikan syafaat uzma (terbesar) bagi setiap orang saat mereka semua kesulitan di Padang Mahsyar.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين
Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wasallim ajma’in.[ind]