THREADS. Dunia sosial media kembali dihebohkan dengan munculnya platform baru besutan Meta yang diberi nama Threads.
Bos Meta, Mark Zuckerberg, mengumumkan lebih dari 30 juta pengguna telah mendaftar sejak diluncurkan pada Rabu (5/7).
Ia juga mengatakan rencananya untuk mengembangkan platform, membangun produk, mendapatkan satu miliar pengguna, dan menghasilkan uang.
Beberapa pemimpin dunia tak ingin ketinggalan menjajal aplikasi baru tersebut. Di antaranya adalah Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Akun Threads pemimpin Singapura ini pun membagikan unggahan pertama pada Jumat (7/7).
Sedangkan PM Malaysia Anwar Ibrahim dengan santai menulis dalam bionya, proud husband of drwanazizah.
Mengiringi kehebohan peluncuran Threads, Twitter sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap Meta atas aplikasi saingannya.
Pengacara Twitter Alex Spiro mengirim surat kepada CEO Meta Mark Zuckerberg pada Rabu menuduh Meta melakukan penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan kekayaan intelektual lainnya secara sistematis, disengaja, dan melanggar hukum untuk membuat Threads.
“Twitter bermaksud menegakkan hak kekayaan intelektualnya dan menuntut agar Meta mengambil langkah secepatnya untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya,” ujarnya.
Baca juga: Al Hasan bin Al Haitsam Ilmuwan Muslim yang Dilupakan
Threads dan Ilmuwan Muslim Jenius di Bidang Kriptografi
Hhmm, biarlah kedua seteru yang berencana akan adu jotos di arena bersejarah tempat para gladiator bertarung, Colosseum Italia, itu melanjutkan drama pertikaiannya di sosial media maupun di dunia nyata. Kita lihat saja.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menjelaskan, kerahasiaan data dalam dunia digital adalah hal yang tak bisa ditawar-tawar.
Sistem pengamanan informasi di dunia digital dikenal dengan istilah enkripsi.
Enkripsi melindungi data dan informasi bisnis dari serangan dan kejahatan dunia maya.
Tak banyak yang tahu bahwa di balik ketangguhan sistem enkripsi, ada seorang ilmuwan Muslim jenius di belakangnya.
Ia adalah Yaqub Al Kindi, seorang ilmuwan Muslim yang mengusai banyak disiplin ilmu. Seorang ulama, menulis 30 tesis kedokteran, ahli kimia, fisika, optik, astronomi, sekaligus pelopor kriptografi.
View this post on Instagram
Dalam penemuannya di bidang kriptografi, ia mengembangkan metode di mana perbedaan frekuensi kemunculan huruf dapat dianalisis dan dieksploitasi untuk menguraikan kode.
Bukti temuan Al Kindi dalam kriptografi ditemukan pada sebuah manuskrip. Manuskrip tersebut tersimpan di Arsip Ottoman di Istanbul, dengan judul “Makhthuuth fii Fakki Rosaa’il Al-Tasyfiir”.
Dilansir Arabic Post, Al Kindi dalam manuskrip itu menjelaskan metode kriptanalisis, enkripsi, dan analisis statistik pesan. Temuannya itu menginspirasi teori enkrispi yang digunakan dalam dunia digital modern.
MasyaAllah.
Maka benarlah pendapat bahwa di balik setiap penemuan yang bermanfaat bagi manusia, pasti ada jejak ilmuwan Muslim di sana.[ind]