SALAH satu syarat jika seseorang ingin menghafal al-Qur’an, supaya proses menghafalnya berjalan lancar, maka ia harus terlebih dahulu dapat memastikan bisa membaca dengan baik, demikian diungkapkan oleh Ustaz Slamet Setiawan, S.H.
Sebab, jika ia memaksakan diri untuk tetap menghafal sementara bacaannya masih butuh banyak perbaikan, maka selain ia akan merasakan kesulitan ketika menghafalnya, ia juga akan kesulitan ketika hafalan itu sudah benar-benar melekat di dalam ingatannya.
Baca Juga: Muliakan Para Penghafal Al-Qur’an
Ingin Menghafal Al-Quran Tapi Belum Bisa Membaca dengan Baik
Kesulitan ketika menghafalnya itu, karena ia butuh perjuangan ekstra, yaitu selain ia harus menghafal, pada saat yang sama ia juga harus berusaha membacanya dengan baik.
Adapun setelah hafalan tersebut sudah mendarah daging, maka kesulitannya adalah ketika ia harus memperbaiki bacaan dan hafalan yang sudah terlanjur salah tersebut, yang terkadang bahkan lebih sulit daripada menghafal awal.
Terkadang, hal inilah yang membuat seorang penghafal al-Qur’an mudah berputus asa, dan akhirnya berhenti menghafal.
Padahal, jika ia mau bersabar untuk memperbaiki bacaannya terlebih dahulu sebelum menghafal juga tidak terlalu butuh waktu lama, asalkan ia bersungguh-sungguh.
Menghafal sekaligus memperbaiki bacaan juga tidak bisa dikatakan sulit, hanya saja mengerjakan dua pekerjaan sekaligus itu terkadang terasa cukup berat, sehingga tak jarang seorang penghafal merasa cepat bosan.
Saran saya, bagi anda yang punya keinginan untuk menghafal namun ternyata belum mampu membacanya dengan baik, maka hendaknya anda memfokuskan diri terlebih dahulu untuk memperbaiki bacaan.
Demi kualitas hafalan anda sendiri nantinya, karena menghafal al-Qur’an itu bukan hanya tentang bagaimana agar apa yang dihafal itu benar-benar masuk ke dalam ingatan, tetapi juga tentang bagaimana supaya hafalan tersebut benar-benar berkualitas dari sisi bacaannya.
Saya tidak mengatakan bahwa menghafal sekaligus sambil memperbaiki bacaan itu sebagai sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang penghafal al-Qur’an.
Jika anda mampu melakukan keduanya pada saat yang bersamaan, tanpa merasa kesulitan, tanpa timbul rasa bosan, maka tentu menghafal sambil memperbaiki hafalan tidak menjadi masalah buat anda.
Hanya saja, sepengetahuan saya, walaupun seseorang merasa bisa menghafal walaupun keadaan bacaannya masih belum baik.
Maka sedikit banyaknya pasti ada kekurangan dalam segi kualitas hafalannya, bahkan ia bisa mempengaruhi semangat dalam proses menghafalkannya.
Maka, demi kualitas hafalan yang baik, demi berjalannya proses menghafal al-Qur’an dengan lancar, sebaiknya anda fokus untuk memperbaiki bacaan terlebih dahulu.
Dan insyaAllah anda tidak akan kehilangan niat anda untuk tetap menghafal al-Qur’an, karena pada hakikatnya anda juga telah mulai menghafalkannya.
Memperbaiki bacaan sebelum menghafal sendiri merupakan salah satu rangkaian yang tak terpisahkan dalam proses menghafal al-Qur’an.
Setiap penghafal al-Qur’an yang memiliki hafalan berkualitas, pasti mereka melewati tahapan yang satu ini.
Sebelum mereka mampu menghafal al-Qur’an, pasti mereka melewati masa-masa di mana bacaannya masih terbata-bata.
Namun, karena yang dibaca adalah al-Qur’an, walaupun terbata-bata, seseorang tetap akan mendapatkan pahala dari al-Qur’an yang dibacanya, bahkan ia akan diberi dua pahala, yaitu pahala karena kesulitannya dan pahala membacanya sendiri. Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
“Orang yang mahir terhadap al-Qur’an, maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi taat.
Sedangkan orang yang membaca al Qur’an dengan terbata-bata merasa kesulitan, maka baginya dua pahala.” (HR. Muslim)
Wallahu A’lam Bishshowab [Ln]