• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 18 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Amr bin Jumuh Syahid di Perang Uhud

Agustus 14, 2022
in Kisah, Unggulan
Tepuk Tangan Quraisy Saat Rasulullah Bercerita Isra Miraj (1)

Foto: Pixabay

101
SHARES
779
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

KETIKA kaum muslimin bersiap-siap untuk menghadapi kaum kafir Quraisy di Perang Uhud, Amr bin Jumuh menghadap Nabi, minta diikutsertakan dalam perang,

“Ya Rasulullah, putra-putraku bermaksud hendak menghalangiku pergi berjihad bersamamu. Demi Allah, aku ingin menginjakkan kakiku yang pincang ini di surga.

Karena ia terus memaksa, akhirnya Nabi membolehkannya ikut berperang. Maka, ia langsung mengambil peralatan perangnya, dan bergabung dalam barisan pasukan Islam.

Dengan suara mengiba, ia memohon kepada Allah, “Ya Allah, berikan aku kesyahidan. Jangan Kau kembalikan aku pada keluargaku.”

Amr bin Jumuh Syahid di Perang Uhud

Perang Uhud pun di mulai. Dua pasukan saling menyerang. Amr bin Jamuh bersama keempat putranya merangsek maju, menebaskan pedang kepada tentara penyebar kesesatan dan kesyirikan.

Di tengah pertarungan yang sengit itu, dengan langkah kaki berjingkat-jingkat karena pincang, tebasan pedang Amr merobohkan tentara musuh yang ada di depannya.

Dengan tangan kanannya ia menebaskan pedang. Setelah itu, ia memandang ke angkasa luas, seakan mencari-cari malaikat yang datang menjemputnya dan membawanya ke surga.

la telah memohon kepada Tuhannya agar diberi kesyahidan, dan ia yakin Allah subhanahu wa ta’ala pasti mengabulkannya.

la sangat rindu untuk menginjakkan kakinya yang pincang itu di surga agar para penduduk surga tahu bahwa Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak salah memilih sahabat dan tidak salah mendidik mereka.

Apa yang ditunggu-tunggunya datang juga. Satu tebasan pedang nengenainya. la gugur sebagai syahid. la terbang menuju gerbang keabadian, Surga Firdaus yang dipenuhi taman keindahan.

Ketika kaum muslimin sedang menguburkan para syuhiada Perang Uhud, Rasulullah bersabda,

“Kuburkan Abdullah bin Amr bin Haram dan Amr bin Jamuh dalam satu liang. Mereka adalah dua sahabat yang saling menyayangi dan saling setia.”

Dua syahid yang saling setia itu dikuburkan dalam satu liang, di tanah tempat mereka menemui syahid. Tanah yang menjadi saksi kepahlawanan mereka yang luar biasa.

Empat puluh tahun setelah Perang Uhud, terjadi banjir besar yang menenggelamkan tanah pemakaman Uhud disebabkan proyek aliran irigasi yang dilakukan pemerintahan Mu’awiyah.

Kaum muslimin segera memindah- kerangka para syuhada. Ternyata, mereka mendapati kejadian luar biasa. Mereka menceritakan, “Jasad para syuhada Perang Uhud tetap utuh. Ujung-ujungnya tetap lentur.”

Jabir bin Abdullah saat itu masih hidup. Bersama keluarganya ia bermaksud memindahkan kerangka sang ayah (Abdullah bin Amr bin Haram) dan kerangka suami bibinya (Amr bin Jamuh).

Mereka mendapati keduanya di dalam liang kubur tetap utuh, seperti sedang tidur. Bibir keduanya masih menebarkan senyum kemenangan, seperti saat menyambut datangnya kesyahidan.

Kok bisa begitu?

Tidak ada yang perlu diherankan.

Ruh yang mulia, bersih dan bertakwa, yang mampu mengendalikan hidupnya, akan menjadikan raga tempat singgahnya memiliki tahanan yang melindunginya dari kelapukan dan cacing tanah. [Ai/Ln]

Sumber: Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom

Baca Juga: Amr bin Jumuh Dilarang Mengikuti Perang oleh Nabi

Previous Post

6 Keutamaan Shalat Dhuha

Next Post

Sambut HUT RI, Salimah Ikuti Jalan Sehat dan Funbike GOW Kabupaten Bogor  

Next Post
Sambut HUT RI, Salimah Ikuti Jalan Sehat dan Funbike GOW Kabupaten Bogor   

Sambut HUT RI, Salimah Ikuti Jalan Sehat dan Funbike GOW Kabupaten Bogor  

Peringati Kemerdekaan RI, Komunitas ODOJ Gelar Acara Bangun Negeri di Masjid Istiqlal

Peringati Kemerdekaan RI, Komunitas ODOJ Gelar Acara Bangun Negeri di Masjid Istiqlal

Doa Bersama Yatim dan Penyaluran Beasiswa Untuk 17.000 Yatim Dhuafa

Doa Bersama Yatim dan Penyaluran Beasiswa Untuk 17.000 Yatim Dhuafa

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga