ChanelMuslim.com – Saat kira marah tak jarang kita akan hilang kendali. Masalah tidak akan bisa selesai dengan amarah. Oleh sebab itu sebagai muslim, mengobati amarah adalah perkara penting, agar kita terhindar dari bahaya yang diakibatkan oleh amarah kita, baik bahaya yang akan menimpa kita sendiri ataupun orang lain.
Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi dalam Tarikh Jarjan, 252. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1376)
Baca Juga: Keutamaan Menahan Amarah
Cara Mengobati Amarah
Penjelasan:
1. Marah itu bersumber dari setan; dan berlindung kepada Allah dari bisikan serta ganguannya adalah perlindungan yang paling kuat.
2. Jika seseorang merenungkan bahwa kalimat “isti’adzah” itu adalah bersandar dan berpegang teguh kepada Allah kemudian ia bertafakkur tentang pahala meredam pahala dan ia menghadirkan dalam ingatannya bahwa Allah lebih kuasa untuk murka kepadanya, maka insya Allah ia akan lebih bisa untuk mengontrol amarahnya.
3. Di dalam kitab Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah disebutkan tentang beberapa kiat meredam amarah, berikut tipsnya:
a). Merenungkan dalil-dalil yang menetapkan keutamaan amarah, memaafkan, kesantunan dan kesabaran.
b). Menyadari akibat dari permusuhan dan pembalasan.
c). Hendaknya membayangkan buruknya diri saat marah.
d). Merenungkan sebab yang membuatnya marah.
e). Ubahlan posisi ketika marah. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَ فَلْيَضْطَجِعْ
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.”
(HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
f) Jika marah cobalah untuk diam, karena semakin anda sering berbicara, maka setan akan terus mendorong anda untuk berkata-kata kasar dan kotor.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.”
(HR. Ahmad, 1: 239. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi)
g). Marah itu karena kesombongan, maka hendaknya seseorang bersujud ketika ia marah agar hadir sifat rendah hati dalam dirinya. Dari Abu Sa’id, Nabi saw bersabda: “Barangsiapa merasakan sebagian dari (rasa marah) itu, maka hendaknya menempelkan pipinya ke tanah.”
h). Hendaklah ia berwudhu ketika amarahnya memuncak karena marah itu dari setan dan setan dari api dan api akan padam dengan air.
Dari Athiyyah as-Sa’di Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.”
(HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
i). Ingatlah wasiat dan janji Nabi saw bagi orang yang bisa meredam amarahnya.
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabdah,
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
“Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi)
4. Islam tidak meminta manusia untuk menghilangkan amarahnya tetapi mengontrol emosinya sehingga bisa dilakukan dengan di tempat yang benar dan dengan cara yang benar.
5. Marah di dalam Islam bukanlah untuk memuntahkan kekesalan dan mengumpat, tetapi bagaimana orang yang kita marahi bisa berubah akhlaknya dan tidak sakit hatinya.
Penulis: Ustadz Faisal Kunhi M.A