ChanelMuslim.com- Sedih sesaat itu wajar. Sedih yang berkepanjangan itulah yang masalah. Karena di situlah pintu masuk setan untuk menjauhkan seseorang dari Allah subhanahu wata’ala.
Ada dua keadaan yang sangat melemahkan hati. Yaitu hammun (gelisah) dan hazanun (sedih). Gelisah adalah hal yang tidak mengenakan padahal belum terjadi. Dan sedih adalah hal yang tidak mengenakan karena sesuatu yang telah terjadi.
Dalam riwayat yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk berdoa kepada Allah agar dihindari dari dua keadaan hati ini. Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal hazni. Ya Allah aku berlindung padaMu dari gelisah dan sedih.
Khusus tentang sedih, keadaan hati ini yang paling sering terjadi. Hal ini karena kehilangan sesuatu yang dicintai. Bisa orang yang dicintai, barang yang disukai, pekerjaan, jabatan, peluang, dan lainnya.
Jika sebentar, sedih merupakan hal yang wajar. Tapi jika berkepanjangan, sedih sudah menjadi mainan setan. Keadaan itulah yang sangat diinginkan setan.
Seorang ulama, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, pernah menjelaskan. Bahwa, sedih itu melemahkan hati, menghancurkan semangat, merusak tekad. Dan tidak ada yang lebih disukai setan selain kesedihan seorang mukmin.
Pada titik tertentu bahkan sedih bisa menjadikan seseorang menggugat takdir Allah subhanahu wata’ala. Padahal boleh jadi yang disukai belum tentu baik, dan yang dibenci belum tentu buruk.
Nabi Ya’qub alaihissalam berusaha keras untuk meletakkan sedihnya hanya kepada Allah. Semakin ia sedih, semakin ia dekat kepada Allah. “Dia (Ya’qub) berkata, ‘Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. 12: 86)
Ia diuji Allah dalam perpisahan panjang dengan puteranya yang dicintai, yaitu Nabi Yusuf alaihissalam. Tanpa adanya kejelasan apakah puteranya itu masih hidup atau sudah wafat. Dan akhirnya Allah pertemukan lagi keduanya.
Hentakan kesedihan bisa terjadi pada siapa saja. Dan terjadi kapan saja. Silahkan bersedih untuk sekadarnya. Selanjutnya, bertawakallah kepada Allah.
Jangan mau “dibuai” setan dalam kesedihan. Karena buaian itu akan melemahkan hati, merusak semangat untuk melanjutkan kehidupan. [Mh]