Belajar menjaga tiga hal, seperti lisan, mata, dan hati kita di bulan Ramadan. Tiga hal tersebut harus betul-betul dijaga agar puasa kita tidak sia-sia. Walaupun puasa kita tidak batal, tapi kalau semua pahalanya hilang dan hanya berganti dosa, rugilah kita.
Baca Juga: Cara Remaja Muslim Menjaga Akidah di Negeri Minoritas
Belajar Menjaga dari sesuatu yang Haram
Oleh sebab itu, kita harus betul-betul menjaga tiga hal tersebut. Dengan lisan, tanpa sadar kita mengeluarkan kata-kata yang menghina orang, bergunjing, sampai menyebarkan kabar bohong.
Dengan mata, tidak jarang kita melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
Dengan hati, kita sering membenci orang lain dan penyakit-penyakit hati lainnya, seperti sombong, iri, dengki, hasad, dan sebagainya.
Dalam acara Jelajah Ramadan dengan acara kajian yang diselenggarakan ChanelMuslim.com, Rabu (13/4/2022) Ustaz Farid Nu`man menjelaskan bahwa seorang Muslim yang baik adalah Muslim yang aman mulut dan tangannya.
Maksudnya adalah aman dari fitnah, caci maki, dan mengadu domba.
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no.1903)
Dijelaskan juga oleh Abu Hurairah. Rasulullah bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu (sia-sia) dan rofats (keji dan kotor). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, aku sedang puasa.” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1996. Syaikh Muhammad Musthafa Al-Azhami mengatakan: shahih)
Makna Menjaga Lisan, Mata, dan Hati
- Dari dua dalil di atas, kita bisa melihat bagaimana ancaman seseorang yang tidak menjaga lisannya selama berpuasa. Selain itu, dijelaskan juga bahwa puasa juga jadi benteng untuk kita membalas perilaku buruk orang lain.
Jadi, tidak dibenarkan juga apabila kita tidak menjaga lisan hanya karena orang lain tidak menjaga lisan mereka.
- Kemudian, menjaga mata. Dijelaskan bahwa dari mata, perilaku-perilaku buruk bisa saja timbul. Misal, dari mata, manusia bisa berselingkuh, berzina, mencuri, bahkan kehilangan hafalannya.
Seperti Imam Syafi`i yang pernah kehilangan karena melihat yang berbau maksiat.
Asy-Syafi`i berkata, “Aku mengeluh kepada Waki` tentang jeleknya hafalanku. Lalu, dia membimbingku agar meninggalkan maksiat. Dia berkata, “Ketahuilah sesungguhnya ilmu itu karunia, dan karunia Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.” (Imam Ibnul Qayyim, Ad Da`u wad Dawa`)
Selain itu, kita juga harus gunakan mata untuk melakukan hal baik. Contohnya, ketika kita melihat kemaksiatan, maka berusahalah untuk mengingatkan dan menjauhkan orang tersebut dari kemungkaran.
- Terakhir, belajarlah untuk mengontrol hati. Sebab, segala perilaku kita terkadang dipengaruhi oleh hati.
Ketika hati kita baik, kita pun akan selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik. Ketika perasaan-perasaan negatif yang menghiasi, seperti dengki, hasad, sombong, dan semacamnya, maka kemungkinan kita juga akan melakukan perbuatan yang bisa memuaskan perasaan kita.
“Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika dia baik, maka baiklah seluruh jasad itu. Jika dia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat Muslim, mari kita belajar untuk menjaga ketiga hal tersebut di bulan Ramadan ini. Semoga kita semua dikuatkan tidak hanya untuk menahan lapar dan dahaga, tapi juga menahan segala hal yang diharamkan yang bisa membuat pahala puasa kita berkurang. Aamiinn. [Cms]