AMAL yang disembunyikan lebih baik daripada amal yang terang-terangan. Perihal menyembunyikan amal ini dijelaskan oleh Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَاِنْ تُخْفُوْهَا
وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik.
Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 271)
Baca Juga: Amal Semut Bisa Senilai Gajah
Amal yang Disembunyikan Lebih Baik daripada yang Terang-terangan
Ibadah sirriyah (sembunyi atau rahasia) lebih utama karena lebih terjaga keikhlasannya.
Tingkat keikhlasan yang paling tinggi adalah menyembunyikan ketaatan sebagaimana seseorang menyembunyikan kemaksiatan yang dilakukannya.
Shalat sunah yang paling utama adalah shalat tahajjud, karena dilakukan di saat manusia terlelap dalam tidurnya (Musnad Ahmad 8026).
Butiran air mata yang menetes karena Allah dalam khalwat (ibadah sirriyah) jauh lebih baik dari narasi yang memukau dan gegap gempita.
Karena itu, diantara orang yang mendapat naungan Allah di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah “orang yang mengingat Allah dalam sunyi lalu kedua matanya meneteskan air mata”. (Bukhari 660).
Makin sunyi seseorang dalam berkhalwat (beribadah sirriyah) kepada Allah, makin dekat kepada-Nya.
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 55)
Makin tersembunyi berbagai ketaatan makin kuat keteguhan seseorang. Ibarat tiang pancang, makin dalam terpancang ke dalam tanah makin kuat menopang beban.
Makin tinggi kedudukan seseorang, makin memerlukan ibadah-ibadah sirriyah yang menopangnya. Seringkali tiang yang tinggi runtuh dan roboh karena terlalu dangkal bagian yang tertanam ke dalam tanah.
Bagian batin sangat menentukan bagian zahir. Jika baik batinnya pasti baik zahirnya. Jika rusak batinnya rusak pula zahirnya (Muslim 1599).
Orang yang masih merasakan gejala riya’, biasanya karena ibadah sirriyah-nya kurang banyak.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama