ChanelMuslim.com – Persiapan iman dan adab sebelum menikah ini adalah sepenting-pentingnya persiapan. Fenomena saat ini tentang kebebasan hubungan laki-laki dan perempuan dengan dalih untuk mengenal lebih dalam sebelum menikah terlampau jauh melewati batas.
Banyak laki-laki yang mengharapkan perempuan dengan kehormatan yang tinggi, belum terjamah oleh siapapun, ataupun dengan selaput darah yang utuh.
Baca Juga: Persiapan Sebelum Proses Ta’aruf
Persiapan Iman dan Adab sebelum Menikah
Sementara dirinya tak terhitung bergonta-ganti pasangan untuk pemuasan hawa nafsunya. Mereka menganggap hal itu ada ranah privat dirinya, sehingga orang lain tidak berhak menghakiminya sebagai laki-laki yang buruk.
Begitupun dengan perempuan yang mengharapkan laki-laki terhormat, yang tidak pernah terjamah oleh perempuan lain. Sedangkan dirinya begitu mudah menjadi bahan jamahan laki-laki yang pernah berhubungan dengannya.
Alangkah tidak masuk akalnya cara berfikir di atas, padahal Allah SWT dengan lafadz yang jelas berfirman:
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dinikahi kecuali dengan laki-laki yang berzina atau laki-laki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.” (An-Nur: 3)
Fenomena lainnya, beredar cara pandang bahwa perilaku seksual yang terjadi diluar pernikahan adalah hak tiap orang. Mereka bebas melakukannya selama hal tersebut dilakukan dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak yang berhubungan. Ini dianggap sebagai usaha untuk saling mengenal sebelum masuk ke jenjang pernikahan.
Bisa dibayangkan, generasi apa yang akan lahir dari orang tua seperti fenomena di atas. Rumah tangga apa yang terbentuk saat hubungan seks menjadi satu-satunya tolak ukur keberhasilan proses pengenalan.
Pernikahan adalah sebuah ibadah. Memulai ibadah dengan hal yang dilarang secara agama, budaya, bahkan hukum negara akan membentuk kualitas buruk dari ibadah itu sendiri.
Layaknya seseorang yang minum khamr saat hendak shalat, maka shalatnya akan kacau karena ia sedang hilang akal, lebih parahnya lagi ibadah shalat tersebut ditolak mentah-mentah oleh Allah.
Maka mulailah perbaiki makna pernikahan. Ibadah terpanjang ini butuh kesiapan iman dan adab yang tinggi. Ikuti berbagai kajian, tarbiyah, training, membaca dan berbagai wasilah pembelajaran yang telah sangat mudah didapatkan di era modern ini.
Bertaubatlah, saat anda telah masuk ke dalam lubang hitam pergaulan bebas. Taubat yang sungguh-sungguh diiringi amal shaleh yang tiada putus. Allah Maha Pengampun, ampunannya tak terbatas.
Pelajari bagaimana generasi terbaik, yaitu generasi sahabat Nabi Saw., membentuk keluarga. Jika ingin memiliki istri layaknya Fatimah, maka anda harus menjadi laki-laki sekualitas Ali. [Ln]