ADA sebuah tulisan tentang mendidik anak dari Widianingsih Idey Widia.
“Kami para guru bersepakat bahwa anak-anak jangan diperlakukan dengan lembut, kasihan nanti mereka di luar tidak akan kuat jika menghadapi tantangan yang menghadangnya, itu kira-kira bagaimana?” ujar seorang kawan guru dari sebuah sekolah.
Merenung sejenak. Apa benar demikian? Itu yang berkecamuk dalam benak saya. Apakah itu hanya alasan saja untuk guru bisa memperlakukan murid semena-mena atau memang harus dengan kekerasan mendidik anak manusia ini agar jadi manusia seutuhnya.
Baca Juga: Jangan Lakukan 4 Hal Ini Jika Ingin Sukses dalam Mendidik Anak
Tulisan tentang Mendidik Anak, Haruskah dengan Keras agar Siap Menghadapi Tantangan di Luar?
Apakah tidak ada cara lain yang bisa membuat mereka disiplin selain dimarahi dan diberi hukuman? Apakah hanya itu cara yang membuat mereka berhasil?
Apakah satu-satunya cara guru mendidik muridnya agar bisa sukses hidup di masa depan adalah mengajar dengan marah-marah?
Saya harus kerja melakukan penelitian ini. Harus memiliki bukti empirisnya lalu bisa menyadarkan rekan-rekan guru untuk berubah.
Namun, sependek pengetahuan saya dan Alhamdulillah saya sudah merasakannya. Bahkan bukan hanya anak normal yang kami urus tapi anak berkebutuhan khusus yang diperlakukan lemah lembut penuh kasih sayang, diperlakukan sangat manusiawi ternyata bisa mengikuti.
Bahkan pengawas/asessor/ tim IKA yang datang ke sekolah kami begitu mengapresiasi.
“Guru di sini sabar-sabar, mendidik ikhlas dari hati sehingga perubahan terlihat pada anak-anak, saya sering mendapati guru-guru masih membawa “tutunjuk”, dipukulkan keras ke meja atau papan tulis agar membuat anak nurut, bicara teriak-teriak namun anak tetap tidak bisa dikendalikan.
Di sini anak tidak normal sekalipun bisa ikut aturan, saya terharu,” ujar mereka.
Jadi, saya pikir tak perlu didik anak dengan lemah lembut itu hanya seribu satu alasan yang bisa guru pakai untuk dijadikan argumentasi karena guru tidak tahu lagi cara lain yang bisa membuat anak manusia menjadi manusiawi. Bagi yang belum berkenan dengan tulisan ini dengan senang hati silakan mampir ke sekolah kami.[ind/Cms]