RESEP islami mendidik anak ala dr. Dewi Inong Irana bisa diterapkan di rumah. Menurut wanita kelahiran bulan Agustus ini, mendidik anak perlu menggunakan cara yang islami.
Mendidik anak secara islami ini dimaksudkan pada pengajaran, pendidikan dan pemberian kasih sayang sesuai zamannya.
Banyak orang tua masa kini yang tidak bisa menyesuaikan zaman. Orang tua perlu belajar dengan benar cara mendidik anak. Salah satu ilmu yang dipelajari berupa ilmu parenting.
“Ilmu parenting itu sangat penting. Jadi, tolong buat semua orang tua berapapun umurnya harus mau belajar ilmu parenting,” ujar dr. Dewi Inong saat ditemui ChanelMuslim di acara talkshow kepemudaan, Kemenpora, Jakarta (31/10)
Baca Juga: Mendidik Anak Tangguh Ala Nabi Yaqub AS
Resep Islami Mendidik Anak ala dr. Dewi Inong Irana
Deras arus informasi sekarang ini, lembaga resmi maupun tidak resmi sudah banyak yang menyelenggarakan acara bertema ilmu parenting baik online ataupun offline.
Di sisi yang sama, muslim atau muslimah yang akan menjadi orang tua pun juga harus mau belajar. Hal tersebut sangat penting agar masing-masing ketahanan keluarga kuat.
“salah satu penyebab hancurnya sebuah negara kan karena rusaknya suatu anggota keluarga,” tambahnya.
Mendidik anak pun bukan hanya dari sang ibu, peran ayah juga menentukan bahkan sangat penting.
Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin tersebut, di zaman sekarang ini sudah seharusnya peran ayah dikembalikan.
Mengacu surat At-Tahrim ayat 6, Allah menginginkan para pemimpin keluarga agar bisa menjaga istri, anak-anaknya serta semua yang menjadi tanggungjawabnya.
Tidak perlu mengkritik atau mengurus permasalah orang lain, tapi mengurus rumah tangga dan keluarga harus menjadi nomor satu.
Selama menjadi dokter, Dr Dewi Inong Irana sering mendapatkan pasien LGBT (khususnya pasien laki-laki yang suka dengan sesama jenisnya) dengan alasan tidak punya cinta kasih dari ayah.
“Faktor LGBT itu memang dari lingkungan, awalnya nyoba-nyoba, dikiranya itu cinta padahal bukan, tapi pasien mengaku niatnya itu berawal dari gak punya cinta kasih sang ayah,” ungkapnya.
Pasien mengaku merasa dibuang sama keluarga. Orang tua terlalu sibuk dan tidak banyak komunikasi.
Pada masa anak-anak, mereka itu harus diberitahukan tentang organ reproduksi, ketika mengalami masa aqil baligh di umur 8 – 10 tahun. Cara memberitahukannya tetap belajar ilmu parenting.
Selain itu, anak-anak tidak perlu ditakuti dengan perihal neraka hingga umur 12 tahun. Beritahukan anak, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ceritakan keindahan dunia, bacakan tentang surga serta berikan chip positif di otak mereka.
“Suami konsepnya kaya gitu, anak-anak diberikan pujian dengan panggilan, anak soleh atau soleha yang pintar dan manis. Eh dibilang pintar terus ternyata beneran pintar,” terang dokter yang memiliki dua anak.
Anak soleha pintar manis orientasinya bukan hanya wajah, tapi hati dan perbuatan juga. Jika anak laki-laki katakan kuat.
“Jadi umur sampai dengan 12 tahun, tolong banyak itu dulu. Nah nanti kalau udah umur 13 tahun, bilangin, larangan-larangannya dengan cara baik supaya anak mengerti,” pungkasnya. [Firda/Ln]