PENTINGNYA penjurusan bakat anak ini dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Tuhfatul Maudud. Ia mengatakan:
ومما ينبغي أن يعتمد حال الصبي, وما هو مستعد له من الأعمال, ومهيأ له منها, فيعلم أنه مخلوق له, فلا يحمله على غيره ما كان مأذونا فيه شرعا.
“Perkara yang sudah sepatutnya diperhatikan oleh orang tua adalah keadaan si anak, bakat apa yang dia miliki, potensi apa yang terpendam pada dirinya. Maka orang tua hendaknya mengetahui bahwa untuk bidang itulah anaknya diciptakan. Maka orang tua hendaknya tidak memalingkan si anak dari bakatnya selama diperbolehkan oleh syari’at.”
Baca Juga: Cara Mengenali dan Mengasah Bakat Anak
Pentingnya Penjurusan Bakat Anak
Seyogyanya, anak mulai dijuruskan jalur studinya sejak usia 10 tahun. Sebab pada usia baligh, anak sudah harus mandiri beribadah dan memiliki karya karena status baligh adalah mukallaf, yaitu sudah menanggung beban syariat. Maka mulai usia 10 tahun adalah masa persiapan baligh termasuk juga persiapan berkarya sesuai bakatnya.
Berdasar peran para sahabat radhiyallahu ‘anhum, maka penjurusan dapat dibagi sebagai berikut:
1. AGAMA الدينية
a. Hafalan الحفظ
1) Tahfizhul Qur’an القرآن
2) Tahfizhul Hadits الحديث
b. Pemahaman الفهم
1) Aqidah العقيدة
2) Syari’ah الشريعة
2. KETERAMPILAN المهارة
a. Perdagangan التجارة
b. Pertanian/peternakan المزرعة
c. Industri الصنعة
Maka orangtua hendaknya mengetahui pada jurusan apakah anaknya memiliki potensi. Bisa jadi anak dominan di bidang agama (diniyyah), bisa jadi anak akan banyak memberikan manfaat di bidang keterampilan (maharah).
Tentang pemetaan potensi terkait dengan penjurusan, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
فإذا رآه حسن الفهم, صحيح الإدراك, جيد الحفظ, واعياً- فهذه علامات قبوله, وتهيئه للعلم, لينقشه في لوح قلبه ما دام خالياً,
“Apabila orang tua melihat bahwa anaknya bagus pemahamannya, bisa mengerti dengan baik, hafalannya pun bagus, dan cerdas, maka ini menunjukkan tanda penerimaan dan kesiapan dia untuk belajar, untuk mengukir ilmu di dalam hatinya yang masih polos.”
وإن رآه ميالاً للتجارة والبيع والشراء أو لأي صنعة مباحة- فليمكنه منها, فكل ميسر لما خلق له.
“Namun apabila dia melihat anaknya memiliki kecenderungan kepada dunia perdagangan, jual-beli, atau pada bidang lain yang diperbolehkan oleh syariat (seperti pertanian, kedokteran, teknologi dll –pent) maka hendaknya orang tua memberi kesempatan kepada anaknya untuk mengembangkan potensi itu. Setiap orang akan dimudahkan oleh Allah untuk melakukan apa yang telah ditetapkan baginya.”
Penetapan jurusan bagi anak dapat diperhatikan dari perilaku atau aktivitasnya setiap hari. Maka perilaku anak dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Anak yang cerdas, mudah paham, hafalannya bagus, mudah mengerti jika dijelaskan, maka anak tersebut dijuruskan pada bidang keilmuan yaitu bidang agama (diniyyah), baik bidang hafalan ataupun pemahaman.
2. Jika anak cenderung sukanya bergaul dengan orang, mudah akrab, senang berkomunikasi, maka dijuruskan pada bidang perdagangan atau kewirausahaan.
3. Jika anak tidak suka menganggur, senang berkreasi, senang membongkar mainan, bertahan lama bermain dalam ruangan, senang bermain sendirian, pemalu, maka dijuruskan pada bidang industri, kerajinan, teknik, atau produksi.
4. Jika anak senang dengan binatang, senang bercocok tanam dan merawatnya, maka dijuruskan pada bidang pertanian atau peternakan.
Setiap anak bisa memiliki lebih dari satu potensi, maka pada penerapannya dapat dilakukan penggabungan dari beberapa potensi tersebut. Misal: Anak suka berkreasi dan bekerja, kreatif, namun anak juga suka bergaul, maka dapat berperan dalam perdagangan barang industri, atau berproduksi sekaligus menekuni bidang penjualannya.
Orangtua hendaknya merenungkan pesan Ibnul Qayyim:
فإنه إن حمله على غير ما هو مستعد له- لم يفلح فيه, وفاته ما هو مهيأ له,
“Apabila anak dipaksa untuk menyukai suatu bidang yang bukan bakatnya, maka dia tidak akan berhasil di bidang itu, dan luputlah darinya apa yang sebenarnya merupakan potensi dirinya.“
Jadi, apakah jurusan anakmu? [ind/Cms]