ADA sebuah kisah tentang seorang wanita yang merupakan seorang anak dari sahabat Rasulullah SAW yang paling terpercaya, Abu Bakar. Kisah tentang nasihat Asma binti Abu Bakar saat putranya di ambang kematian.
Asma Binti Abu Bakar RA (Putri Abu Bakar) melahirkan seorang anak lelaki ketika dia pindah ke Madinah. Untuk waktu yang lama Muslim tidak diberkati dengan bayi laki-laki sehingga musuh-musuh Islam berpikir bahwa generasi Muslim akan lenyap.
Dengan kelahiran Abdullah Bin Zubair RA, umat Islam menjadi begitu gembira sehingga Nabi Muhammad SAW mengambilnya dalam pelukannya, mengunyah kurma, dan kemudian memasukkannya ke mulut bayi itu.
Baca juga : Inilah Isi Surat Rasulullah kepada Najasyi Pemimpin Habasyah yang Membuatnya Masuk Islam
Nasihat Asma Binti Abu Bakar Saat Putranya di Ambang Kematian
Abdullah bin Zubair memimpin khilafah Islam dan dibaiat oleh penduduk Hijaz, Iraq dan Khurasan. Juga penduduk Syam di awal-awal kekhalifahannya, akan tetapi kemudian mereka membangkang dan membaiat Marwan bin Hakam, lalu membaiat Abdul Malik bin Marwan setelah kematian Marwan.
Kemudian Abdul Malik berusaha merebut khilafah Abdullah bin Zubair dan mengirim al-Hajaj bin Yusuf ats-Tsaqafi untuk memeranginya, hingga berhasil mengepungnya di masjid Haram.
Para pendukungnya pun banyak yang membelot, lalu Abdul Malik menawarkan kepadanya agar membaiatnya dan tunduk di bawah kekuasaannya dengan memberikan apa yang diinginkan Abdullah bin Zubair.
Dia bertanya kepada ibunya apakah dia harus menyerah. Lalu Asma berkata pada anaknya itu, “Nak, sekali seseorang meninggal maka apa pun yang terjadi pada tubuh sesudah kematian, tubuh tidak akan merasakan sakit.”
“Nak, tetaplah menjadi berani dan matilah dengan terhormat. Kamu harus hidup dan mati dengan terhormat.”
Tentara Abdullah Bin Zubair RA dikalahkan. Sebagai peringatan untuk para pemberontak, tubuh Abdullah Bin Zubair (RA) digantung oleh Hajaj bin Yousuf selama tiga hari penuh.
Hajaj mengutus seseorang menemui Asma` agar datang menemuinya, namun Asma` menolak. Dan al-Hajaj pun berkata kepada utusannya, “Katakan kepadanya, “Engkau akan datang, atau saya ( Hajjaj ) akan mengutus orang yang menyeretnya”. Dan ketika itu Asma` sudah buta. Dan Asma` pun tetap tidak mau datang.
Lalu Hajjaj menemuinya, dan berkata kepadanya, “Bagaimana pendapatmu terhadap apa yang saya lakukan terhadap musuh Allah?”
Asma menjawab, “Saya melihat engkau telah merusak dunianya dan engkau merusak akhiratmu sendiri. Saya dengar engkau memanggil Abdullah, “Wahai anak pemilik dua ikat pinggang”.
Demi Allah, saya adalah pemilik dua ikat pinggang itu. Yang satu saya gunakan untuk membawa makanan Rasulullah saw. dan makanan Abu Bakar dari atas unta.
Sedangkan yang satunya lagi adalah ikat pinggang wanita yang memang diperlukannya. Sesungguhnya Rasulullah saw.
pernah berkata kepada kami, bahwa di Tsaqif adalah seorang pendusta dan seorang wabiir (yang banyak membunuh).
Adapun si pendusta, kami telah melihatnya. Sedangkan seorang wabiir, maka tidak ada orang lain yang saya ketahui kecuali dirimu”.
Lalu Hajjaj pun berdiri dan meninggalkannya, tanpa membalas kata-katanya. [MRR]