MEMBIARKAN mereka mengalami konsekuensi yang alami dan logis dari setiap tindakannya adalah salah satu cara terbaik untuk mengajarkan tanggung jawab.
Namun, orang tua sering kali menemukan diri mereka kehilangan ide dan kehilangan kesempatan baik untuk mendisiplinkan anak-anak mereka.
Apakah Konsekuensi yang Alami dan Logis Itu?
Konsekuensi yang alami adalah hasil tak terelakkan yang mengikuti tindakan anak tanpa campur tangan orangtua.
Anggap saja sebagai akibat dari tidak melakukan sesuatu, atau melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan, dan selalu ada konsekuensinya.
Katakanlah anak Anda menolak untuk memakai jaket setelah berulang kali diperingatkan bahwa akan semakin dingin saat malam tiba. Saat malam menjelang, dia mulai merasa kedinginan dan mulai menggigil.
Atau, si kecil tidak bisa menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak permen karet meskipun Anda mengatakan kepadanya bahwa itu akan membuatnya sakit perut di malam hari.
Konsekuensi yang logis, di sisi lain, adalah apa yang Anda terapkan pada anak Anda sebagai tindakan disipliner ketika sebuah aturan dilanggar.
Baca Juga: Cara Menggunakan Konsekuensi Logis dan Alami dengan Bijak Kepada Anak
Menggunakan Konsekuensi Alami dan Logis Sebagai Strategi Disiplin Anak
Paling baik dikaitkan dengan perilaku buruk. Misalnya, anak Anda bermain bola basket di dalam rumah meskipun ada aturan ketat yang melarangnya dan akhirnya merusak lampu.
Konsekuensi logisnya adalah ia harus menyerahkan uang saku untuk mengganti lampu atau melakukan tugas ekstra sebagai tindakan disipliner.
Contoh lainnya adalah dia dilarang mengendarai sepedanya di jalan, dan dia melanggar aturan. Konsekuensi logisnya adalah Anda mengambil sepedanya untuk hari itu.
Konsekuensinya bisa negatif atau positif. Tidur larut malam akan membuatnya merasa rewel, pening, dan secara umum tidak mood sepanjang hari.
Di sisi lain, pergi tidur lebih awal akan memastikan anak mendapat cukup istirahat dan merasa aktif, ceria, dan energik.
Manfaat Menggunakan Konsekuensi Alami dan Logis untuk Mengubah Perilaku Anak
Konsekuensi yang alami dan logis berguna dalam mengajarkan perilaku bertanggung jawab kepada anak-anak. Inilah cara kerjanya.
Meskipun konsekuensi yang alami memiliki pelajaran hidup yang kuat untuk diajarkan, konsekuensi yang logis adalah pilihan yang lebih baik sebagai aturan umum dalam banyak situasi terkait dengan kesehatan dan keselamatan anak.
Konsekuensi alami paling baik diganti dengan konsekuensi logis bila efeknya berpotensi mengubah hidup.
Misalnya, jika anak Anda menolak untuk sering menyikat gigi, Anda dapat membiarkan akibat alami gigi berlubang dan menghancurkan giginya.
Namun, karena kerusakannya permanen, menggantinya dengan konsekuensi logis seperti tidak ada makanan penutup atau permen saat anggota keluarga lainnya menikmatinya adalah pilihan yang lebih baik.
Anda dapat bersantai dengan beberapa konsekuensi alami ketika ‘mempelajarinya dengan cara yang sulit’ adalah pelajaran yang lebih kuat daripada hukuman yang dipaksakan.
Kemungkinan kecil anak tidak akan membawa jaketnya atau melupakannya pada acara tamasya berikutnya di hari yang dingin.
Atau, dia akan mengontrol kesenangannya pada makanan manis dan tidak merusak pesta untuk dirinya sendiri kemanapun dia pergi.
Konsekuensi alami yang tak terhindarkan berarti dia tidak memiliki siapa pun untuk disalahkan selain dirinya sendiri dan pesan bahwa sia-sia untuk melawan konsekuensi itu menjadi jelas.
Karena konsekuensi bisa menyenangkan dan tidak menyenangkan, anak memiliki pilihan untuk memilih di antara hal-hal tersebut pada perilakunya.
Dengan membiarkan mereka mengalami keduanya, orangtua memberi anak pilihan untuk mengontrol hasil dari segala situasi yang dihadapinya.
Ini membantunya membuat keputusan penting dalam hidupnya di masa mendatang dengan tidak menyerah pada dorongan hati.
Menggunakan konsekuensi adalah metode yang efektif untuk memisahkan anak dari masalah perilaku atau keputusan buruknya.
Hal ini memastikan bahwa anak memahami bahwa dia bukan orang jahat, hanya pilihan atau tindakannya yang buruk. Dengan cara ini, anak akan mengerti bahwa membuat pilihan yang buruk akan berakibat buruk.
Tidak ada hukuman, penilaian, atau penghinaan yang terkait dengan konsekuensi. Anak Anda membuat pilihan, dan itu ada hasilnya; sesederhana itu.
Jika dia merusak sesuatu di dalam rumah dengan sengaja atau karena kelalaian, langkah selanjutnya adalah memutuskan bagaimana dia akan bekerja untuk menggantinya tanpa dicap buruk atas perbuatannya.
Konsekuensi yang alami dan logis akan menghilangkan teriakan, hukuman, dan kemarahan dari pola asuh orangtua. Sebaliknya, ini menempatkan fokus pada pengajaran dan perbaikan perilaku.
Orangtua tidak perlu bereaksi dengan emosi atau marah tentang apa yang terjadi. Tidak perlu pidato panjang atau berteriak.
Pada akhirnya memahami sebuah logika jika segala tindakan ada konsekuensinya akan menjaga prilaku anak di masa mendatang.
Konsekuensi adalah tentang melakukan kesalahan dan mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki apa yang salah. [My/Ln]