Thursday, April 22, 2021
Copyright . Disclaimer . Iklan . Redaksi
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase
No Result
View All Result
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Parenting

Mengajarkan Membaca Memang Sejak Lahir

February 28, 2020
in Parenting
4 min read
0
65
SHARES
501
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram

oleh: Mohammad Fauzil Adhim

ChanelMuslim.com – “Marilah kita akhiri acara kita dengan sama-sama membaca doa penutup majelis.” Anda pernah mendengar ungkapan semacam itu? Apakah yang dimaksud dengan membaca pada kalimat tersebut? Apakah kita kemudian mengambil secarik kertas yang berisi tulisan do’a, lalu membacanya? Tidak. Yang dimaksud dengan membaca pada perkataan tersebut adalah reciting, yakni mengucapkan satu kalimat atau serangkaian kalimat yang kita bahkan telah menghafalnya. Sama halnya dengan penggunaan kata membaca dalam ungkapan “pembacaan doa yang akan dipimpin oleh…” sama sekali tidak merujuk kepada tindakan seseorang untuk mengambil secarik kertas atau buku yang berisi serangkaian doa, membacanya, lalu orang lain juga melakukan hal yang sama, yakni membaca tulisan yang dipimpin orang tersebut. Yang terjadi adalah, seseorang berdoa sementara yang lain mengaminkannya. Tetapi kegiatan ini kita menyebutnya dengan membaca.

Berkait dengan mempelajari dan mengajarkan Alquran, kita mengenal kegiatan membaca bil ghaib dan bil nadzri. Yang dimaksud dengan membaca Alquran bil ghaib adalah “membaca” tanpa melihat mushhaf. Jika diterapkan pada anak-anak, misalnya kita melafalkan ayat-ayat Alquran, lalu anak menirukannya. Atau pada tahapan lebih awal lagi cukup dengan memperdengarkan. Tetapi kita mengenalnya dengan istilah membaca, padahal yang terjadi adalah memperdengarkan. Adapun membaca bil nadzri adalah membaca Alquran dengan melihat mushhaf, memahami kaidah-kaidah membaca, mengenali huruf-hurufnya serta hukum bacaannya.

Di sini kita melihat sekurangnya ada tiga arti membaca Alquran. Pertama, memperdengarkan kepada bayi ayat-ayat yang kita hafal (reciting aloud) atau kita baca dengan melihat mushhaf (reading aloud). Dalam hal ini, proses yang berlangsung adalah anak menerima dan merekam (receiving and recording) sehingga memudahkan baginya untuk menghafal (memorizing) di kemudian hari. Kedua, memperdengarkan kepada anak, lalu anak menirukan apa yang kita perdengarkan tersebut. Proses memperdengarkan tersebut dapat berbentuk reciting aloud, dapat pula berupa reading aloud. Hanya saja anak kita minta untuk menirukan. Dalam hal ini, proses yang terjadi lebih kompleks, yakni menerima, mengolah dan memproduksi ucapan sesuai yang ia dengar. Ketiga, mengajarkan kepada anak mengenali simbol-simbol berupa huruf dan mengubah rangkaian simbol menjadi satu kata bermakna dan selanjutnya menjadi kalimat utuh bermakna. Sebuah proses yang sangat kompleks. Inilah kegiatan yang secara umum disebut mengajarkan membaca (reading).

Pengertian ketiga tentang membaca Alquran itulah yang dikenal sebagai kegiatan membaca (reading) dalam diskusi tentang literasi, pun pembahasan tentang persekolahan. Adapun pengertian pertama maupun kedua biasa dikenal dalam kegiatan pembelajaran membaca sebagai pre-reading experience (pengalaman pra-membaca). Saya sempat membahas tentang pengalaman pra-membaca ini di buku Membuat Anak Gila Membaca. Jika Anda ingin anak senang membaca, salah satu hal yang dapat kita berikan sejak usia dini adalah pengalaman pra-membaca. Tetapi saya tidak sedang mendiskusikan hal tersebut saat ini. Saya ingin lebih fokus pada pembahasan tentang berbagai makna membaca tersebut. Semoga dengan demikian kita dapat memberikan rangsang mendidik yang tepat kepada anak.

Saya merasa perlu membahas ini agar kita tidak gegabah menyalahkan maupun membela. Sebagian saudara kita ada yang dengan gegabah menganggap bahwa menunda mengajarkan membaca dalam pengertian reading (menangkap simbol berupa huruf, mengolah dan mengucapkannya menjadi kata maupun kalimat) hingga usia anak cukup matang sebagai makar Yahudi dan sikap yang menyalahi salafush shalih. Padahal yang kita dapati pada sejarah para ulama, pembelajaran membaca yang dimaksud lebih bersifat reciting aloud maupun reading aloud. Sampai saat ini, kita masih mendapati berbagai contoh bagaimana seorang syaikh membacakan suatu ayat, lalu anak menirukannya. Ini merupakan metode warisan Islam yang sangat bagus. Melalui cara ini, anak belajar secara alamiah untuk mengucapkan (reciting) ayat-ayat dengan benar, makharijul huruf yang tepat dan menghafal banyak surat bahkan sebelum ia mampu membaca. Hanya saja hafalan Alquran mereka kerap disebut dengan ungkapan “anak sudah memiliki bacaan Alquran yang sangat bagus” atau “anak memiliki disiplin membaca Alquran semenjak dini”, meskipun yang dimaksud adalah reciting.

Barangkali, inilah resiko tinggal di negeri yang miskin bahasa. Apalagi jika diperparah dengan keengganan membaca dengan tenang, menelaah dengan jernih dan memahami dengan baik. Dua sikap yang kita sangat perlu berhati-hati adalah ifrath dan tafrith.

Jadi, dapatkah kita mengajarkan membaca kepada anak semenjak kanak-kanak? Jika yang dimaksud adalah reciting aloud atau pun reading aloud, bahkan sejak bayi pun kita dapat mengenalkannya. Ini merupakan salah satu cara mengakrabkan anak dengan membaca yang sangat baik. Tetapi jika yang dimaksud dengan adalah mengajarkan simbol (huruf dan tanda baca) secara terstruktur kepada anak,maka kita perlu menunggu hingga mereka mencapai kesiapan membaca (reading readiness). Kesiapan ini memang bukan sesuatu yang kita hanya dapat kita tunggu kedatangannya secara pasif. Kita dapat memberi rangsangan kepada mereka dengan banyak memberi pengalaman pra-membaca.

Apa yang terjadi jika kita mengajarkan membaca secara terstruktur pada saat anak belum memiliki kesiapan? Banyak hal. Salah satu akibat yang sangat mungkin terjadi adalah hilangnya antusiasme belajar pada saat anak memasuki usia sekolah. Dalam hal ini, ada tiga titik usia yang sangat penting, yakni 6, 10 dan 14 tahun.Kesalahan proses yang terjadi pada saat anak di play-group atau TK, mendatangkan masalah di saat anak usia 6 atau 10 tahun. Jika muncul di usia 6 tahun, kita lebih mudah menangani. Semisal, saat TK sangat bersemangat membaca, begitu masuk SD tak punya gairah sama sekali. Yang lebih sulit adalah jika masalah itu baru muncul di saat anak berusia sekitar 10 tahun. Awalnya cemerlang, tetapi kemudian kehilangan motivasi secara sangat drastis. Nah.

Apalah Arti Mampu Membaca Jika Anak Tidak Punya “Mau”….

Sebaliknya jika kita lebih menitikberatkan pada upaya membangun kemauan membaca, memanfaatkan kegiatan bermainnya untuk belajar, menanamkan cinta ilmu, membangun adab serta dorongan untuk siap berpayah-payah belajar demi memperoleh ilmu, maka anak akan lebih antusias terhadap belajar. Bersebab tingginya antusiasme belajar, sangat boleh jadi anak mampu membaca di usia dini melalui proses yang lebih alamiah. Di antara bentuk rangsangan belajar yang sangat baik adalah memberi pengalaman pra-membaca dalam bentuk reciting aloud (mengucapkan serangkaian ayat), lalu anak menirukannya.

Jika ada memiliki adab dan antusiasme belajar, di usia dini ia bermain sambil belajar. Tiap waktu adalah kesempatan untuk belajar. Tetapi jika anak hanya memiliki kemampuan, sementara antusiasme tak terbangun, sudah usia sekolah pun ia masih cenderung belajar sambil bermain. Sekilas sama, tetapi sangat berbeda antara bermain sambil belajar (ia berusaha belajar bahkan di saat bermain) dengan belajar sambil bermain (bahkan di saat seharusnya belajar pun, ia masih main-main).

Tingginya rangsangan membaca dalam bentuk melantunkan “bacaan” (reciting aloud) untuk ditirukan anak atau pun membacakan teks Alquran kepada anak (reading aloud) lalu anak ikut mengucapkannya, memudahkan anak menghafal. Jika proses itu dilakukan dengan baik, diikuti pengucapan yang benar dan fasih, anak ibarat memiliki blue print (cetak biru) ketika kelak benar-benar belajar membaca teks Alquran beserta kaidah-kaidahnya. Ia mudah memahami karena ia telah memiliki “bacaan” yang benar, sehingga tidak sulit baginya untuk melafalkan.

Alhasil, benar bahwa kita memang dapat mengajarkan membaca kepada anak semenjak usia dini dan bahkan bayi, tetapi bukan berarti mengajarkan keterampilan memahami huruf dan mengucapkannya secara tepat sesuai kaidah-kaidah membaca. Yang perlu kita lakukan adalah membacakan untuk ditirukan atau melantunkan bacaan sehingga anak akrab dengannya dan mampu mengucapkannya dengan benar. Ini sangat bermanfaat di kemudian hari.[ind]

Previous Post

Bedah Buku Tafsir Al-Wa’i, Pahami Alquran Lewat Lafaz dan Makna

Next Post

Membaca Allahumma Ajirni Minannaar, Bid’ah?

Related Posts

Menjadikan Ramadan Menyenangkan untuk Anak

Menjadikan Ramadan Menyenangkan untuk Anak

April 21, 2021
504
3 Cara Mendidik Kesalahan Anak

3 Cara Mendidik Kesalahan Anak

April 19, 2021
505
Mengenal Pengasuhan Anak di Belanda

Mengenal Pengasuhan Anak di Belanda

April 17, 2021
509
Waktu Terbaik Membangunkan Anak Sahur

Waktu Terbaik Membangunkan Anak Sahur

April 17, 2021
506
5 Cara Mengatasi Anak Tidak Sabaran

5 Cara Mengatasi Anak Tidak Sabaran

April 15, 2021
505
Menjadi Orangtua yang Selalu Dirindukan Kehadirannya

Menjadi Orangtua yang Selalu Dirindukan

April 15, 2021
507
Jadwal Amal Saleh Untuk Anak di Bulan Ramadan

Jadwal Amal Sholeh untuk Anak selama Bulan Ramadan

April 14, 2021
508
Melatih Anak Beribadah pada Bulan Ramadan

Melatih Anak Beribadah pada Bulan Ramadan

April 13, 2021
511
Musuh Terbesar dalam Mendidik Anak

Musuh Terbesar dalam Mendidik Anak

April 13, 2021
510
Cara Mendidik Anak Agar Terhindar Dari Pornografi

Cara Mendidik Anak agar Terhindar dari Pornografi

April 11, 2021
508
Next Post

Membaca Allahumma Ajirni Minannaar, Bid'ah?

Hari Ini, Muslimah Creative Day 2020 Siap Digelar

Ini 14 Komunitas yang Dukung Muslimah Creative Day 2020

Terbaru

Peran Perempuan dalam Pengembangan Ekonomi Syariah

Peran Perempuan dalam Pengembangan Ekonomi Syariah

April 22, 2021
atap padang

Atap Padang Mahsyar, Serial Web Besutan M Dedy Vansophi Diluncurkan

April 22, 2021
Cerita Nycta Gina Ajarkan Uta dan Uti Berpuasa

Cerita Nycta Gina Ajarkan Uta dan Uti Berpuasa

April 22, 2021
Sarah Perempuan Tercantik Sejagat

Sarah Perempuan Tercantik Sejagat

April 22, 2021
Manfaat Rasa Lapar bagi Seorang Muslim

Manfaat Rasa Lapar bagi Seorang Muslim

April 22, 2021
Tafsir Surat Yasin Ayat 1 dan 2

Tafsir Surat Yasin Ayat 1 dan 2

April 22, 2021
Komunitas Muslim Indonesia di Australia Berbagi Paket Berbuka Puasa di Australia dan Indonesia

Komunitas Muslim Indonesia di Australia Berbagi Paket Berbuka Puasa di Australia dan Indonesia

April 22, 2021
Camilan Ramadan Bawa Kegembiraan di Yaman

Camilan Ramadan Bawa Kegembiraan di Yaman

April 21, 2021
Ramadan Bantu Pembuat Roti di Mesir Penuhi Kebutuhan

Ramadan Bantu Penjualan Roti di Mesir

April 21, 2021
Prancis Luncurkan Kartu Kesehatan Digital untuk Perjalanan Udara

Prancis Luncurkan Kartu Kesehatan Digital

April 21, 2021

Terpopuler

  • Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    857 shares
    Share 343 Tweet 214
  • Hukum Memakai Kalung Salib

    429 shares
    Share 172 Tweet 107
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    463 shares
    Share 185 Tweet 116
  • Buka Aura, Bagaimana Hukumnya menurut Syariah?

    466 shares
    Share 186 Tweet 117
  • Resep JSR untuk Demam Anak, Batuk dan Panas Dalam

    343 shares
    Share 137 Tweet 86
  • Sarapan Pagi Cepat dengan Breakfast Roll

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Komunitas Muslim Indonesia di Australia Berbagi Paket Berbuka Puasa di Australia dan Indonesia

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Atasi Sakit Kepala dengan Ramuan Jahe ala Resep JSR

    252 shares
    Share 101 Tweet 63
  • Ayat dan Hadits Tentang Tauhid

    131 shares
    Share 52 Tweet 33
  • Mengenal Fursan, Primadona Bahan Kain Abaya Muslimah

    144 shares
    Share 58 Tweet 36
  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Copyright . Disclaimer . Iklan . Redaksi

Copyright © 2014 - 2021
Chanelmuslim.com - Media Pendidikan & Keluarga

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Sakinah
    • Pranikah
  • Ayah Bunda
    • Tumbuh Kembang
    • Parenting
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Komunitas
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Nasional
    • Foto News
    • Dunia
    • Palestina
    • Sekolah
    • Ekonomi
    • Opini
    • Editorial
    • Info Bisnis
    • Event
  • Khazanah
    • Ustadzah
    • Quran Hadits
    • Kisah
    • Nasihat
  • Konsultasi
    • Arsitektur
    • Kesehatan
    • Syariah
  • Galeri
    • Foto
    • Video
    • Komik
    • Market
  • Oase

Copyright © 2014 - 2021
Chanelmuslim.com - Media Pendidikan & Keluarga