MENDIDIK itu bukan sekadar menyayangi anak. Hal ini menjadi pengingat bagi kita agar dapat mendidik anak dengan benar. Kak Eka Wardhana menuliskan bahwa menurut junjungan kita: Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dalam Hadis Riwayat Ahmad, orang yang mandul bukanlah orang yang tidak mempunyai anak.
Orang yang mandul menurut Beliau adalah orang yang mempunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya itu tidak memberinya manfaat sesudah ia meninggal dunia.
Baca Juga: Mendidik Keluarga Sibuk dengan Kebaikan
Mendidik itu bukan sekadar Menyayangi
Padahal, Ayah dan Bunda, kita ingat dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa semua amal anak Adam akan terputus ketika ia meninggal dunia, kecuali 3 perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak shalih yang mendoakan orangtuanya.
Jadi kita harus mengajarkan anak-anak kita doa kepada orangtua. Doa kepada orangtua yang diajarkan dalam Alquran berbunyi: Allahummaghfirli waliwalidayya war hamhumaa kama Robbayaani shaghiira (Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil).
Ayah dan Bunda, ternyata sebagian orang mengartikan kata Robbayaani sebagai “Menyayangi”. Jadi penggalan akhir doa di atas berbunyi: …dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku ketika aku masih kecil.
Kalau jeli, arti kedua (Robbayaani = menyayangiku) bisa berbeda makna dari arti yang pertama (Robbayaani = mendidikku). Menurut kaidah bahasa, penerjemahan yang lebih tepat sebenarnya adalah arti yang pertama (Robbayaani = mendidikku).
Dalam konteks, “Menyayangi” memang berbeda dengan “Mendidik”. Kita bisa menyayangi tanpa harus mendidik. Kita sayang pada kucing peliharaan, tetapi kita tidak harus mendidiknya untuk jadi tertib. Kita bisa sayang pada benda-benda kesayangan yang bahkan tak perlu dididik sama sekali.
Namun, kita tidak bisa mendidik tanpa menyayangi. Ketika mendidik anak tentang toilet training, misalnya, diperlukan rasa sayang yang besar pada anak, karena jika tidak kita pasti akan dikuasai rasa jijik dan kesal. Singkat kata: dalam kata “Mendidik” terkandung juga arti “Menyayangi”, namun dalam kata “Menyayangi” tidak selalu terkandung arti “Mendidik”.
Ayah dan Bunda, anak-anak adalah investasi terbesar kita dalam hidup. Sebab bila investasi itu berhasil dengan tumbuhnya anak-anak kita menjadi orang-orang shalih, kita akan menikmatinya terus dan terus walaupun kita telah mati. Sebab hanya doa anak shalih yang diterima. Doa anak yang tidak shalih? Tentu saja tidak bisa diterima.
Lalu ketika anak shalih berdoa, ia akan memohon kepada Rabb-nya, “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orangtuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil”.
Pertanyaannya tentu: bagaimana kalau orangtua tidak mendidik anak sewaktu kecil? Ya, tentu saja tidak masuk kriteria orangtua yang bisa disertakan dalam doa tadi!
Jadi, Ayah dan Bunda, orangtua harus, harus mendidik anaknya di waktu kecil. Mendidik agar jadi apa? Orangtua harus, harus mendidik anaknya agar menjadi shalih. Bila dua hal itu: mendidik di waktu kecil dan keshalihan, tidak ada, maka kita tidak bisa berharap nanti setelah kita wafat, akan ada doa yang terus melapangkan kubur kita dari anak-anak.
Ayah dan Bunda, sekarang ini banyak orangtua yang mengaku sangat menyayangi anak-anaknya tetapi tidak mau mendidik mereka sewaktu kecil. Contohnya: dengan alasan sibuk, orangtua menitipkan anak-anaknya yang masih balita ke sekolah-sekolah mahal tanpa peduli apakah tempat-tempat itu mengajarkan keshalihan atau tidak.
Contoh lain: dengan alasan merasa bersalah karena tidak punya waktu banyak dengan anak, orangtua memanjakan dan membelikan benda-benda mahal buat anak tanpa mempertimbangkan apakah benda-benda itu akan membuat anaknya jadi shalih atau tidak.
Jadi, Ayah dan Bunda, menjadi orangtua tidak boleh separuh waktu dan separuh hati. Jadilah orangtua sejati dengan turun langsung mendidik keshalihan anak-anak kita sejak kecil.
Jangan mudah percaya pada uang yang katanya bisa menggantikan peran orangtua dengan sekolah-sekolah mahal. Tidak, kalaupun terpaksa Anda harus mengandalkan sekolah-sekolah itu, Anda harus tetap punya banyak waktu untuk anak-anak. Tidak bisa tidak, Ayah dan Bunda, sebab mendidik perlu waktu, perlu energi dan perlu ilmu.
Nah, Ayah dan Bunda, jangan sampai kita jadi orang mandul menurut hadis di atas. Didik anak-anak kita sedari kecil untuk menjadi anak-anak shalih. Menyayangi saja tidak cukup, walaupun kita punya segunung uang untuk anak-anak kita. Yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya adalah mendidik, walaupun di kantung kita tak ada uang untuk mendaftarkan anak kita ke sekolah favorit.
Semoga bisa menjadi bahan renungan, Ayah dan Bunda….
Salam Smart Parents!
[ind/Cms]