ChanelMuslim.com – Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) memprediksi, depresi akan menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi kedua, setelah penyakit jantung. Bagaimana dengan angka kasus bunuh diri di Indonesia? Hingga tahun 2012, diketahui ada 9.106 orang di Indonesia yang meninggal dunia akibat bunuh diri. Sebelumnya, pada periode 1990-2006, jumlahnya sebanyak 8.580 jiwa. Jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia, diprediksi merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.
Fenomena bunuh diri pada anak muda di Indonesia juga cenderung meningkat setiap tahunnya. Bahkan, tingkat bunuh diri di kalangan anak muda usia 15-29 tahun menjadi penyebab kematian nomor dua terbesar, setelah kecelakaan.
Masa remaja ditandai dengan perubahan pada berbagai aspek dalam waktu bersamaan. Mulai dari perubahan fisik hingga lingkungan. Pada masa ini mereka juga mulai diharuskan membuat keputusan penting dalam pendidikan maupun pertemanan. Menghadapi tantangan untuk membangun identitas diri, self esteem, kemandirian, tanggung jawab, dan pertemanan dan cinta. Ditambah remaja mulai menghadapi pengharapan yang tinggi dari kerluarga dan teman sebaya. Hal tersebut dapat menimbulkan stres, perasaan tidak berdaya, tidak aman, dan kehilangan kendali.
Selain itu, ekspektasi sosial pun bisa menimbulkan stres. Misalnya, maskulinitas yang disandingkan pada anak laki-laki. Misal, anak laki-laki harus kuat, teguh secara mental dalam kondisi apa pun, atau kita mengetahui ungkapan boys don’t cry. Di lapangan, berkembang ide bahwa laki-laki menganggap bunuh diri sebagai tindakan jantan dan mengurangi beban orang lain. Ia mengatasi masalah tanpa menyusahkan orang lain. Sebenarnya, ide bunuh diri tiga kali lebih tinggi pada perempuan.
Depresi meningkatkan risiko bunuh diri seperti juga pada gangguan emosi lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, hingga gangguan penyalahgunaan zat. Secara umum, gejala depresi pada anak dan remaja biasanya sakit kepala, sakit perut, menarik diri, nampak sedih, harga diri yang buruk, mood depresi, insomnia, penurunan konsentrasi. Pada anak, biasanya mengalami fobia sekolah, kelekatan yang berlebihan pada orangtua, sedih, lesu, apatis, dan tidak dapat mengungkapkan perasaan secara verbal.
Sedangkan pada remaja, gejala yang terlihat adalah prestasi akademik yang buruk, perilaku antisosial, pergaulan bebas, bolos sekolah, pergi dari rumah. Anak muda usia 15-29 tahun rentan melakukan bunuh diri. Sebuah penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu di Jakarta mengatakan, 18,3 persen siswa SMA di Jakarta memiliki ide bunuh diri.
Anak muda sekarang cenderung lemah. Ada yang tidak tahan terhadap frustasi hingga tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri. Mereka tidak tahan terhadap tantangan dan mudah frustasi. Ketika mendapat tantangan baik di sekolah, pertemanan, keluarga, menghadapi konflik, mereka tidak mampu menyelesaikannya dan langsung stress. Pemicu menjadi lemahnya anak muda sekarang datang dari pola asuh. Orangtua yang melatih anaknya kuat, mandiri, akan lebih tangguh menghadapi tantangan dalam hidupnya.
[Maya/ sumber: Kompas.com]