TAK ada rumus atau cara menjadi ayah yang baik atau Good Father, tapi konselor keluarga Cahyadi Takariawan meyakinkan bahwa seorang ayah hendaknya harus selalu berusaha menjadi ayah yang baik bagi anaknya.
Suatu hari, seorang pemuda berumur 24 tahun bersama ayahnya naik kereta menuju rumah mereka.
Pemuda ini duduk menghadap jendela kereta dengan mata penuh takjub.
Sesekali ia berteriak kagum, “Ayah, lihatlah, pohon-pohon itu tertinggal di belakang….”
Ternyata, teriakan pemuda itu mengganggu penumpang yang duduk di hadapannya.
Penumpang itu heran, anak muda segede itu berkomentar aneh tentang pohon.
Namun mereka membiarkan saja karena sang ayah hanya menoleh sesaat dan tersenyum tanpa berbuat apa-apa.
Tidak lama kemudian, pemuda ini berteriak,
“Ayah, lihatlah awan-awan yang ikut berlari bersama kita…..”
Teriakan kedua ini membuat penumpang yang duduk di hadapan mereka menjadi tidak tahan lagi.
Ia berpikir mungkin anak muda ini sakit jiwa, maka ia beranikan diri untuk berkata kepada sang ayah,
“Pak, maaf, mengapa Anda tak membawa anak ini ke rumah sakit?”
Sang ayah pun tersenyum sambil menjawab,
“Sudah. Ini kami baru datang dari rumah sakit. Anak saya mengalami buta sejak kecil dan ini adalah kali pertama ia mendapatkan penglihatannya kembali…..”
Luar biasa, sang ayah menemani anaknya yang sudah dewasa itu dengan penuh kesabaran.
Begitulah semestinya, para ayah harus selalu berusaha untuk menjadi ayah yang baik. Menjadi good father bagi anak-anak mereka.
“Menjadi ayah” adalah sebuah proses, apalagi menjadi ayah yang baik (be a good father).
Jika semata-mata menjadi ayah karena punya anak, maka ini akan terjadi secara alamiah, seiring dengan dilaluinya pernikahan dan hidup berumah tangga.
Namun untuk menjadi ayah yang baik, yang mendidik anak, yang memberi motivasi kepada anak, yang menginspirasi kebaikan pada anak, maka ini sebuah proses panjang. Perlu pembelajaran dan pembiasaan.
Baca juga: Perjalanan Menuntut Ilmu bersama Ayah Bunda
Cara Menjadi Good Father atau Ayah yang Baik
Menjadi good father adalah sebuah proses berkelanjutan.
Ada beberapa cara untuk bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anak, sebagai berikut.
1. Ayah harus bersedia berkorban demi anak
Ada sangat banyak pengorbanan yang harus dilakukan ayah demi anak-anaknya.
Ayah harus merelakan sebagian privasinya demi anak-anak.
Merelakan waktu, yang semestinya Ayah ingin istirahat di rumah setelah lelah bekerja seharian, namun karena anak-anak minta ditemani bermain, maka Ayah pun rela memberikan waktu tersebut untuk anak-anak.
2. Miliki waktu khusus bersama anak
Anak-anak sangat senang memiliki waktu bersama ayah, apalagi bagi tipe ayah super sibuk yang jarang memiliki waktu di rumah.
Maka sesibuk apapun ayah, luangkan waktu untuk secara khusus bisa bersama anak, apapun jenis kegiatannya.
Mungkin sarapan pagi atau makan malam, mungkin ibadah, menemani belajar ataupun rekreasi.
Hal itu akan menjadi sesuatu yang sangat berkesan dalam kehidupan anak, dan akan memberi motivasi serta inspirasi bagi mereka.
3. Jadilah contoh teladan yang baik bagi anak
Semua yang ayah lakukan adalah contoh teladan bagi anak.
Ini bukan soal kata-kata nasihat yang rutin ayah ucapkan di hadapan anak-anak, namun soal apa yang ayah lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Perbuatan nyata jauh lebih berkesan dan mengena dibanding bagusnya kata-kata.
Maka hendaknya ayah selalu memikirkan semua tindakannya, apakah hal itu akan menjadi teladan dalam kebaikan atau keburukan bagi anak-anak.
4. Dengarkan anak
Anak memiliki kehendak dan pendapat, maka dengarkan apa yang menjadi kehendak, pendapat dan harapannya.
Tidak patut bagi ayah untuk berlaku otoriter dan tidak mau mendengarkan pendapat anak.
Semua diputuskan sendiri oleh ayah tanpa melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang menyangkut diri anak.
Hal ini akan membuat anak tertekan dan tidak nyaman berada di rumah, juga tidak nyaman bersama sang ayah.
Jadilah ayah yang mau mendengarkan keluhan, cerita, dan keinginan anak-anak.
5. Terbuka dengan anak-anak
Ayah harus memiliki sifat keterbukaan terhadap anak-anak. Misalnya terbuka untuk kritik dan masukan.
Jangan sampai ayah menjadi pihak yang tidak bisa dikritik dan diberi masukan oleh anak-anak.
Jadilah ayah yang bersedia menerima masukan dan kritikan dari anak-anak.
Demikian juga, ayah harus memiliki jiwa terbuka yang membuat anak-anak merasa nyaman berada bersama dengannya.
Ayah yang tertutup, akan membuat suasana tidak nyaman bagi anak-anak untuk berdekatan dengannya.
6. Bantu anak dalam mengambil keputusan
Kadang anak berada dalam kebingungan saat menghadapi suatu masalah atau ketika harus menentukan pilihan.
Ayah yang baik bisa membantu anak dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, dan juga dalam mengambil keputusan penting dalam kehidupan mereka.
Berikan argumen, penjelasan, alasan yang rasional dan memudahkan anak dalam mengambil keputusan atas urusan yang menyangkut masa depannya.
7. Disiplinkan anak
Sejak kecil, anak-anak harus dibiasakan dengan berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka saat dewasa nantinya.
Pemberian tanggung jawab kepada anak-anak untuk membersihkan kamar tidur, kamar mandi, merapikan tempat belajar, mencuci baju mereka sendiri, dan lain sebagainya, akan membuat mereka menjadi trampil mengerjakan kegiatan kerumahtanggaan.
Tanggung jawab yang diberikan kepada anak harus proporsional sesuai usia dan kemampuan mereka, namun harus dilakukan dengan kedisplinan.
Ayah harus mendidik sikap disiplin dalam hidup anak sejak masih kecil.
8. Ajak anak merancang masa depannya
Ayah harus terbiasa mengobrol dan berdiskusi dengan anak mengenai rancangan masa depan mereka.
Sesuai dengan perkembangan usia anak, mereka bisa mengalami perkembangan dalam cita-cita dan gambaran masa depan yang akan mereka lalui.
Untuk itu, ayah harus mengajak anak-anak merancang masa depan mereka, agar anak-anak memiliki gambaran utuh tentang kehidupan yang akan mereka lalui di masa yang akan datang.
9. Tunjukkan cinta ayah kepada anak
Ayah harus menunjukkan cintanya kepada anak-anak dengan kata-kata maupun tindakan nyata.
Ungkapan kata-kata akan memberikan penguatan dalam diri anak bahwa mereka dicintai dan diterima.
Perbuatan nyata perlu dilakukan oleh ayah untuk menunjukkan cinta kepada anak, dengan pengertian, pengawasan, perlindungan maupun pengarahan.
Dengan demikian, anak-anak mengerti dan merasakan cinta ayah terhadap diri mereka yang membuat mereka merasa tenang dan nyaman.[ind]
Sumber: Jogja Family Center Channel