ChanelMuslim.com-Merujuk pada Buku berjudul “7 Habits of Highly Effective Teens” karya Sean Covey yang terbit di tahun 2001, disebutkan tentang 7 macam kebiasaan remaja yang efektif untuk membangun kepribadian dan menjadi sukses. Dalam salah satu halaman buku tersebut, digambarkan ketika seseorang merasa bingung dengan tujuan hidupnya, merasa ada yang salah dengan aktivitas yang dijalani, serta merasakan kebosanan dan kegundahan dalam menjalani kehidupan, maka pejamkanlah mata dan bayangkanlah bahwa di kepala kita, tepatnya di bagian dahi, terdapat tombol stop yang bila ditekan akan menghentikan sejenak kepusingan dan keruwetan yang sedang kita alami dan berlalu lalang di pikiran kita.
Pejamkan mata, tarik nafas dalam-dalam kemudian tekanlah tombol stop tersebut. Bayangkanlah ingin menjadi apa kita dalam belasan tahun mendatang, ingin menjadi apa kita di hari tua atau bahkan hari setelah kehidupan di dunia berakhir. Kemudian bandingkan dengan apa yang kita lakukan saat ini, apakah merupakan jalan menuju mimpi-mimpi besar dan cita-cita akhir kita tersebut? Jika tidak, maka berbaliklah. Tujulah sasaran kita, agar kelak kita bisa berhari tua dengan bahagia sesuai dengan keinginan kita. Tidak perlu melihat orang lain, pikirkan saja diri kita sendiri. Yang penting kita bahagia, karena bahagia bagi orang yang satu berbeda dengan bahagia bagi orang lain. Mimpi yang membuat kita bahagia mungkin tidak selalu berurusan dengan materi, tetapi bisa jadi sesuai dengan hobi ataupun jati diri.
Lalu apakah kaitannya dengan Islam? Islam adalah agama yang syamil – mutakamil yaitu agama yang lengkap dan komprehensif. Islam mengatur kehidupan manusia sampai pada urusan-urusan terkecil baik pribadi maupun bermasyarakat, apalagi menyangkut urusan tujuan hidup dan cita-cita besar di akhir kehidupan. Dalam Q.S Adz-Dzariyaat : 56, Allah menyampaikan tentang tujuan hidup dan penciptaan manusia di dunia yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku” . Bahwa kehidupan di dunia memang bukan didesain untuk kesenangan yang hakiki, melainkan untuk beribadah kepada Allah.
Adapun cita-cita akhir untuk bahagia di hari tua bagi seorang muslim, bukanlah saat masa pensiun menjelang, bukan pula saat usia senja di dunia melainkan masa setelah kehidupan di dunia berakhir, masa setelah kematian, masa kehidupan di kampung akhirat yang kekal, tiada akhir. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah swt dalam Q.S. Al-Ankabut : 64 yang artinya “Dan tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui.”
Maka ketika seseorang muslim merasa ada yang salah dengan aktivitas yang dilakukan, berhentilah sejenak, tarik nafas dalam-dalam, kemudian tekanlah tombol stop di kepala. Reorientasi kembali hakikat sebenarnya keberadaan kita di dunia, apa yang kita inginkan dalam kehidupan, apakah yang kita lakukan saat ini merupakan hal baik yang mendekatkan kita pada keridhoan Allah? Apakah mendekatkan kita pada cita-cita setelah kehidupan dunia berakhir?
Jika aktivitas yang dilakukan sudah berada pada jalan yang sesuai dengan cita-cita besar di hari kekal, maka kuatkanlah hati, ikhlaskan segala rasa lelah sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.
Jika aktivitas yang dilakukan adalah hal baik, namun tidak sesuai dengan hobi dan ketertarikan jiwa, maka tinggalkanlah menggerutu, carilah aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan tidak melalaikan kewajiban kita kepada Allah swt. Karena pekerjaan yang dilewatkan dengan berkeluh kesah, tidaklah menjadi pahala. Carilah kegiatan yang dapat membuat hati serta jiwa tenang dan bahagia.
Jika aktivitas yang dilakukan adalah hal yang menjauhkan kita dari Allah, lebih banyak nilai kemudharatan dari pada kemaslahatan, membuat hati merasa tidak tenang dan dirundungi rasa bersalah, maka tinggalkanlah segera. Sebelum masa kita di dunia habis, berganti dengan hari terealisasinya segala cita-cita. Impian yang tidak bisa kita tentukan sendiri berdasarkan keinginan, melainkan diwujudkan berdasarkan apa-apa yang dilakukan selama hidup. Tidak bisa direkayasa sama sekali.
Saat kehidupan di dunia jauh dari Maha Pemilik Hari Akhir, maka kehidupan setelahnya tidak akan bahagia, meskipun manusia sangat ingin. Sedangkan kehidupan dunia yang dilewati dengan perjuangan dan kecintaan di jalan Allah, maka akan berakhir dengan kebahagiaan.
Maka, bayangkanlah cita-cita besarmu adalah syurga, tempat segala keinginan dapat dikabulkan. Jauhkanlah diri dari hawa nafsu dan keinginan dunia jika itu tidak baik dan menyesatkan. Karena, untuk apa kita merugi menukarkan impian besar kita yang kekal abadi demi sesuatu yang fana dan secepat senda gurau dalam perjalanan hidup kita?