ChanelMuslim.com – Kajian aqidah Islam, lanjutan. “Seorang nabi akan dibangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau (Musa) ini. Aku akan menyampaikan firman-Ku dalam mulutnya, dan dia akan mengatakan kepada mereka (umat manusia) segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Kitab Ulangan 18: 18).
Oleh karenanya Al-Qur’an menimbang:
“Yaitu orang-orang Yahudi, mengubah kutipan dari tempat-tempatnya. mereka berkata, “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa.
Baca juga: Kajian Aqidah Islam, Menengok Isi Kitab Talmud Yahudi (Bag. 2)
Dan (mereka mengatakan), “Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah mengutuk mereka, Karena kekafiran mereka. Mereka tidak percaya kecuali iman yang sangat tipis.” (QS. An Nisaa: 46)
Sebenarnya itu adalah pengecut, mereka hanya berani jika mereka memiliki pelindung yang sangat kokoh, tabi’at mereka digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an:
“Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali di kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok.” (QS Al Hasyr: 14)
Berkata, “Hai Musa, kami akan memasukinya (tanah Palestina) mereka selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan tidak akan membukalah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS. Al Maidah: 24)
Ayat ini menjelaskan kepada kita, bahwa ketika Musa as. membawa umat Yahudi keluar dari Mesir akibat pengusiran oleh Fir’aun untuk masuk ke Palestina.
Mereka tidak mau memasukinya karena di sana ada bangsa Kan’an yang pemberani, hingga akhirnya mereka menyuruh Musa dan Allah untuk melawan bangsa Kan’an dan mereka hanya duduk-duduk menunggu. Jika bangsa Kan’an telah ditaklukkan baru mereka mau memasuki Palestina.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com