ChanelMuslim.com – Berlatih memberi. Status pendek saya tentang bantuan subsidi langsung, ramai menuai banyak respon. Likes, share tapi juga hates juga ada.
Tuduhan klasik ke diri Saya bahwa saya dianggap berhalauan pemikiran kiri yang pro intervensi pemerintah. Subsidi itu intervensi, tidak melepaskan kaidah persaingan ekonomi pada pasar, subsidi itu memanjakan dan mematikan semangat orang bekerja, itu kata yang menuduh saya.
Lucu saja sebenernya menuduh orang kanan, kiri, tengah, depan, belakang. Bagi saya ideologi kadang cuma basa basi. Seseorang tokoh yang jelas kirinya, jelas ideologi kepal tangan kiri, begitu berkuasa juga pakai gaya kapitalis, anti subsidi, nyedot lintah darat ke rakyatnya. Bukan di negeri ini. Amerika latin sana, jauh.
Maka yang ada hanyalah idelogi cinta sesama anak bangsa atau nggak. Punya empati pada kesengsaraan rakyat atau nggak.
Baca juga: Doa Itu Empat Ribu Tahun
Hari jumat, harinya shalawat kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Nabi sudah mencontohkan untuk menarik zakat, lalu menyalurkannya habis kepada 8 asnaf, 8 jalur segmen yang memang membutuhkan. Jadi contoh subsidi langsung ini adalah syariat Rabbani. Gak usah banyak komen.
Didalam aturan Ekosistem Kaum Muslimin, tidak boleh ada orang hidup dibawah garis kemiskinan. Kehidupannya harus di lift up, diangkat sampai ke garis cukup.
Cukup makan. Cukup pakaian. Cukup bertedug. Cukup pendidikan. Cukup kesehatan.
Urusan harga komoditas, urusan mau punya rumahnya lebih lapang, untanya lebih bagus, kudanya lebih gagah, silakan berusaha. Disinilah kesetimbangan nilai Islam.
Pemerintahan Islam mengintervensi yang berada dibawah garis kemiskinan, mengangkatnya ke garis cukup. Tapi mekanisme persaingan pasar tetap dihormati. Silakan bersaing.
Inilah makna Islam sebagai diin yang wasath. Gak ke kiri jadi komunis sosialis, gak ke kanan mentok jadi kapitalis. Di pertengahan.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com