ChanelMuslim.com- Jalan hidup ini banyak pilihan. Silahkan pilih mana yang disuka. Ada yang bengkok dan nyimpang. Ada yang lurus. Sayangnya, tak semua kita mampu melihat mana yang bengkok dan mana yang lurus.
Allah subhanahu wata’ala menjadikan jalan hidup dalam pilihan. Ada jalan yang baik dan lurus. Ada jalan yang buruk dan nyimpang.
Tanpa bimbingan Allah: melalui wahyuNya, melalui sunnah NabiNya, memilah dan memilih mana yang lurus dan nyimpang itu bukan perkara mudah. Karena soal lurus dan nyimpang bukan pada wujud fisik jalan. Melainkan pada nilainya.
Mata fisik manusia tidak akan mampu memilah itu. Terlebih ada sifat-sifat dasar manusia yang kian memudarkan kemampuan memilah dan memilih. Antara lain, sifat tergesa-gesa dan tak suka jalan yang menanjak.
Bahan bakar sifat dasar itu antara lain nafsu. Semakin besar nafsu, semakin mata tak mampu melihat secara jernih. Kalaupun jalan nyimpang itu terlihat apa adanya: buruk, nafsu memanipulasi dalam wujud sebaliknya.
Repotnya, nafsu bisa berada di variabel mana pun dalam jiwa manusia. Bisa dalam kekayaan, kemiskinan, kekuasaan, ketidakberdayaan, kekuatan dan kelemahan, dan seterusnya.
Ada faktor luar yang kian mengaburkan pandangan yang sudah buram itu. Faktor luar itu adalah musuh utama manusia, yaitu setan. Tak ada detik berlalu tanpa tiupan jahat setan agar nafsu terus menyala dan menyala.
Lebih sulit lagi manakala penampakan jalan-jalan yang begitu banyak dan bercabang kian terpampang. Dari sekian banyak jalan terpampang itu, hanya satu yang lurus. Selebihnya, bengkok dan nyimpang.
Sekali lagi, tanpa bimbingan wahyu dan sunnah, manusia akan berada di jalan yang salah. Meskipun ia merasa di jalan yang lurus. Setan kian memperindah jalan “lurus” itu seolah yang paling benar.
Dari sekian banyak simpangan, ada dua simpangan besar yang diwanti-wanti Allah agar tidak dipilih orang yang beriman. Yaitu, simpangan jalan Yahudi dan simpangan jalan Nasrani.
Dua simpangan inilah yang kerap mendominasi jalan hidup umat manusia. Melalui kecanggihan promosi dan manipulasi, seolah dua simpangan jalan ini begitu indah dan menakjubkan. Seolah kebahagiaan hidup menanti di sana.
Allah mengajarkan kita doa yang wajib dibaca, setidaknya 17 kali diucapkan dalam sehari semalam. Ihdinash-shirothol mustaqiim. Tunjukkan kami, Ya Allah, jalan yang lurus.
Penyerahan penuh atas kewenangan memilih jalan hanya pada Allah akan menumbuhkan rambu-rambu dalam hati. Antara lain, munculnya alarm yang siap berdering manakala kaki melangkah ke jalan yang salah. Alarm itu bisa berupa gelisah, ragu, dan lainnya. Yang harus difollow-up-i melalui zikir dan istigfar.
Cara ini untuk menumbuhkan ketajaman mata hati agar tidak dimanipulasi oleh mata fisik di kepala.
Ketika mata hati kian jernih, tampaklah wujud dua simpangan besar itu: Yahudi dan Nasrani, dalam wujud aslinya.
Ketika doa itu terus dan terus diucapkan, bukan hanya kejernihan mata hati yang muncul, ketegasan dan kesabaran untuk melangkah ke jalan yang tetap lurus pun semakin kuat. Hingga mati menyudahi perjalanan.
“Ya Allah, tunjuki kami jalan yang lurus. Jalan yang Engkau penuhi nikmat sebagaimana yang telah ditempuh oleh para Nabi, orang-orang mulia, para syuhada, dan orang-orang shaleh.
“Jauhi kami dari jalan orang-orang yang Engkau murkai (Yahudi) dan jauhi kami dari jalan orang-orang yang sesat (Nasrani).” [Mh]