TAKWA itu ada di sini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjuk ke dadanya hingga tiga kali. (HR. Muslim)
Semua ibadah merupakan jalan menuju takwa. Dan takwa itu ketika hati tunduk dan patuh pada apa yang Allah perintahkan dan menghindari apa yang dilarang.
Kenapa ada di hati? Karena hati menjadi pusat komando tubuh manusia. Jika hati baik, baik semua amalnya. Dan jika buruk, buruk pula semua amalnya.
Dengan begitu, tidak juga hadis di atas menjadi dalil bahwa takwa itu tak perlu dimunculkan. Seolah-olah, yang ada di hati harus selalu tersembunyi dan berbeda jauh dengan apa yang diamalkan.
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah itu penegasan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hubungan baik sesama muslim.
Bahwa sesama muslim tidak boleh saling menyakiti, mendustai, menzalimi, memfitnah, menghibahi, bahkan saling marah dan menjauhi.
Kalau seseorang sudah meraih takwa dalam hati, maka hal-hal yang buruk terhadap sesama muslim akan otomatis dihindari.
Dengan kata lain, kalau masih ada yang enteng berkata bohong terhadap saudaranya, tega menzalimi saudaranya, menghinakan, dan sejenisnya; hal itu pertanda takwanya belum ada.
Meskipun, ibadahnya banyak, dan terlihat begitu alim dan soleh di luarnya. Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang semakin ia begitu mencintai saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri.
Suatu kali seorang sahabat pernah memanggil Bilal, sahabat Nabi yang berasal dari tanah Afrika, dengan panggilan ‘anak hitam’.
Nabi marah besar mendengar itu. Kemuliaan seorang manusia bukan karena warna kulitnya. Bukan pula karena status sosialnya.
“Dan jika kalian dipimpin oleh seorang budak, maka taatilah,” begitu penegasan Nabi. Hal ini sekali lagi penegasan bahwa takwa harus hadir dalam penghormatan dan kecintaan terhadap sesama muslim. Meskipun, saudara muslim itu berada dalam status sosial yang rendah.
Jadi, kalau kita sudah rajin beribadah, bersungguh-sungguh untuk dekat kepada Allah; maka hindarilah segala yang dilarang. Termasuk merendahkan, menyakiti, menzalimi saudara kita sesama muslim. [Mh]