KENIKMATAN yang sebenarnya tidak hanya berupa harta benda. Nikmat Islam dan iman sudah seharusnya kita perhatikan dan syukuri juga. Dengan iman, kita bisa merasakan nikmatnya beribadah kepada Allah.
Baca Juga: Kenikmatan-Kenikmatan Penduduk Surga
Kenikmatan yang Sebenarnya
Dari Suhaib Bin Sinan رَضِيَ اللهُ عَنُْه berkata: bersabda Rasulullah َصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَسَلَّم :
« عجبا لأمر المؤمن ، إن أمره كله خير ، وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن ، إن أصابته سراء شكر ، فكان خيرا له ، وإن أصابته ضراء صبر ، فكان خيرا له »
[ رواه مسلم ]
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan itu tidak dimiliki siapa pun melainkan seorang mukmin.
Jika sesuatu yang menggembirakan dirasakannya, dia bersyukur, dan itu menjadi kebaikan baginya, dan jika sesuatu yang memudaratkan menimpanya maka dia bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya.”
(HR. Muslim)
Ibnul Qayyim رَحِمَهُ اللهُ berkata:
” فإنّ مَن لم يرَ نعمة الله عليه إلا في مأكله ومشربه وعافية بدنه وقيام وجهه بين الناس؛ فليس له نصيبٌ مِن العقل البتة،
فنعمة الله بالإسلام والإيمان، وجذب عبده إلى الإقبال عليه، والتلذذ بطاعته ؛ هي أعظم النعم، وهذا إنما يُدرك : بنور العقل، وهداية التوفيق “.
“Sesungguhnya siapa yang tidak melihat kenikmatan Allah َّعَزَّ وَجَل atasnya kecuali pada makan dan minum, dan kesehatan jasmaninya saja, serta kedudukan yang tinggi di antara manusia, maka dia tidak diberi akal yang bercahaya sama sekali.
Sebab nikmat Allah berupa islam dan iman, dan bantuan kepada hamba-Nya untuk melakukan pendekatan diri kepada-Nya, dan merasa nikmat dengan mengingat-Nya, dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya, adalah merupakan kenikmatan terbesar.
Dan ini hanya bisa diraih dengan:
Akal yang bercahaya, dan hidayah serta taufik dari-Nya.”
(Madarij as-salikin:1/ 164)
[Cms]