ChanelMuslim.com- Di seluruh belantara hutan suatu hari, tak ada yang asing dengan sebutan Si Raja Bohong. Dialah seekor hewan melata dari bangsa bunglon. Namanya Rabong, alias Raja Bohong.
Rabong tidak jahat. Tapi, kemahirannya berbohong itulah yang menjadikannya sosok paling dikhawatiri seisi hutan. Tidak ditakuti, hanya dikhawatiri.
Kalau Rabong tampil dengan sosoknya berwarna coklat; kancil, kerbau, burung, bahkan harimau pun akan menganggap Rabong berwarna hijau.
“Kalian pasti menganggapku berwarna coklat kan? Ha ha ha,” ucapnya di hadapan para binatang itu.
Di lain kesempatan, ketika Rabong berwarna abu-abu, hewan-hewan yang biasa berpapasan dengan Rabong pasti akan menganggapnya dengan warna lain.
“Kami tahu warna kamu coklat, ya kan?” ucap mereka.
Kalau sosok warnanya saja sudah dianggap bohong oleh penduduk hutan, apalagi perkataannya, apalagi tindak tanduknya. Semua mereka anggap sebagai bohong.
Tidak heran akhirnya, seluruh hewan memutuskan untuk mengabaikan keberadaan Rabong. Mereka acuh tak acuh. Tak ada yang mau bicara, berinteraksi, bahkan melihat pun.
Hari berganti hari, bulan pun menuju tahun. Hidup terisolasi akhirnya membuat Rabong merasa sepi dan tersiksa. Ia begitu kehilangan “kehangatan” penduduk hutan yang biasa menyapa dan bercanda ria.
Rabong begitu sedih. Ia pun akhirnya menyesali dirinya yang biasa membohongi para penduduk yang ia jumpai.
Ia akhirnya menyesal, dan berjanji untuk tidak membohongi siapa pun. Ia akan tampil apa adanya, dengan warna dirinya yang sebenarnya.
Seekor kelinci tanpa sengaja berpapasan dengan Rabong dengan warna aslinya: hijau. Ia memang berwarna hijau, bukan coklat, abu-abu, atau yang lain.
“Hei Rabong, kamu berwarna coklat kan? Aku nggak bisa kau tipu, tau!” ucap kelinci yang diamini bangau.
Begitu seterusnya. Setiap kali Rabong menampilkan dirinya dengan warna aslinya, semua hewan akan menganggapnya dengan warna lain.
Akhirnya, Rabong tak kuat lagi. Ia tampil di hadapan semua hewan tetangganya. Ia berteriak-teriak untuk diperhatikan.
“Hei tetanggaku semua. Aku Rabong menyatakan tidak akan berbohong lagi. Aku akan menemui kalian dengan warnaku yang asli. Aku akan berbicara pada kalian dengan jujur. Sekali lagi, aku janji,” teriaknya dengan penuh keharuan. Dan ia pun menangis.
Seekor katak yang memperhatikan fenomena itu tampak begitu haru. Ia pun berbisik pelan kepada kadal, “Rabong memang hebat, ya. Menangis pun bisa berbohong.”
**
Seseorang tidak dilihat dari penampilannya. Bukan pula dari hartanya. Melainkan dari kesesuaian apa yang diucapkan dan dilakukannya. Sekali bohong, selamanya orang akan mewaspadainya sebagai pembohong. (muhammad nuh)