IBU dan rahim menyatu. Ibu identik dengan cinta. Cinta sejati yang tak tergantikan apa pun.
Ada seorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: kepada siapakah sepatutnya aku berbakti?
“Ibumu,” jawab Nabi.
“Siapa lagi?” tanya orang itu.
“Ibumu,” jawab Nabi.
“Siapa lagi?” tanya orang itu lagi.
“Ibumu,” jawab Nabi lagi.
“Siapa lagi?” tanya orang itu yang keempat kalinya.
“Ayahmu,” jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari dan Muslim)
**
Sosok ibu disebut Nabi hingga tiga kali. Ayah disebut sekali. Apa hikmahnya?
Boleh jadi, ada tiga hal yang hanya bisa dilakukan ibu untuk seorang bayi. Yaitu, mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Tiga-tiganya tergolong sulit dan beresiko besar untuk diri ibu. Menariknya, semua itu dilakukan ibu dengan senang hati. Tanpa pernah terlintas sedikit pun untuk meminta upah.
Bersyukurlah mereka yang masih bisa bertemu ibu. Bisa memeluknya. Bisa menciumnya. Dan, bisa membalas kebaikannya. [Mh]