CINTA tidak berarti sempit hanya urusan pria dan wanita. Cinta juga yang terjadi di alam raya, dan dalam keindahan syariat Islam.
Secara bahasa cinta bisa dihubungkan dengan makna rahmat dalam bahasa Arab. Kata rahmat sebagai cinta begitu akrab ketika ditafsirkan di ayat pernikahan. Yakni, dalam Surah Ar-Rum ayat 21.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang….” (QS. 30: 21)
Kata rahmat di ayat itu dimaknai dengan sayang. Dan dalam bahasa Arab, banyak kata yang diartikan kasih atau sayang, yang semuanya juga bermakna cinta. Kasih adalah cinta, sayang juga berarti cinta, dan seterusnya.
Dalam ayat lain, kata rahmat juga seperti cakupan dari seluruh sentuhan yang ada di alam raya: wa rahmatii wasi’at kulla syain. Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (QS. Al-A’raf ayat 156)
Dalam kata yang mudah dipahami kita: Dan cinta-Ku meliputi segala sesuatu, yang terlihat maupun tidak, yang sudah dirasakan saat ini dan yang akan datang, dan seterusnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa bukan semata-mata amal seseorang, termasuk diri nabi sendiri, yang menjadikannya masuk surga. Tapi, hal itu karena rahmat Allah.
“Tidak ada amalan seorang pun yang bisa menjadikannya masuk surga dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku. Kecuali, dengan rahmat dari Allah.” (HR. Muslim)
Dalam kehidupan saat ini, kata rahmat juga mewakili makna turunnya hujan sebagai ungkapan cinta Allah kepada makhluk-Nya.
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung dan Maha Terpuji.” (QS. Asy-Syura: 28)
Hujan adalah kehidupan untuk bumi ini. Karena melalui air, Allah jadikan bumi ini menjadi hidup: tumbuhan, hewan, manusia, dan lainnya.
“…dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Begitu pun dengan Al-Islam. Allah subhanahu wata’ala menurunkan Al-Islam melalui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai rahmat untuk semesta alam.
Islam bukan untuk mengungkung umat manusia. Bukan untuk menyusahkan. Bukan agar tidak bisa menikmati dunia apa adanya. Sebaliknya, sebagai ungkapan cinta Allah kepada umat manusia.
Begitu pun apa yang ada dalam diri dan lingkungan kehidupan kecil kita. Orang yang hatinya penuh cinta akan memiliki fisik dan jiwa yang sehat. Keluarga yang dinaungi dalam suasana cinta akan tumbuh menjadi rumah-rumah surga: baiti jannati.
Dalam pergaulan, ikatan persahabatan dan persaudaraan yang dimotori karena cinta akan langgeng dan abadi. Kegiatan bisnis yang terjiwai dalam frame cinta juga akan berkah dan selalu menguntungkan.
Dunia tumbuhan dan hewan yang dioptimalkan dengan sentuhan cinta akan saling menguntungkan. Hasil yang bisa dinikmati terus mengalir dan keindahan alam tetap terjaga.
Cintai dan sayangilah yang di bumi, niscaya kita akan dicintai dan disayangi oleh Yang di langit. [Mh]