Bisakah seekor kuda berenang? Sangat bisa, kecuali yang takut air.
Seekor anak kuda memperhatikan induknya yang asyik berenang menyeberangi sungai. “Ayo, ikut renang, Nak. Di seberang sana rumputnya hijau dan segar,” teriak sang induk.
Tapi, anak kuda hanya terdiam. Ia seperti mematung di tepian sungai. Sedikit pun kakinya tak mau menyentuh air.
“Ayo!” teriak sang induknya lagi. “Kamu pasti bisa!” tambahnya.
Meski ada rasa takut, anak kuda mencoba memberanikan diri. Ujung kuku kaki depannya ia sentuhkan ke air sungai.
“Hi, dingin!” ucapnya sambil menggerakkan tubuhnya menjauhkan tepian sungai beberapa langkah.
Induk kuda berenang mendekat. “Nak, beranikan dirimu. Jadikan air sebagai bagian dari hidupmu. Kamu pasti akan bisa berenang,” ungkapnya. Sang induk pun kembali berenang menuju seberang sungai.
Anak kuda berusaha mencerna apa yang diucapnya induknya: beranikan diri dan menjadi bagian dari air. Rasanya, ia ingin kembali mencoba.
“Hei, anak kuda!” sebuah suara keras terdengar dari belakang anak kuda. Ia pun menoleh.
Betapa terkejutnya anak kuda ketika ia mendapati serigala besar tak jauh dari arah belakangnya. Anak kuda bingung harus kemana. Di depan air sungai, sementara di belakangnya serigala yang siap menerkam.
Dan, byur!!! Anak kuda pun nekat menceburkan diri ke sungai. Seperti pesan induknya, jadikan dirimu menjadi bagian dari air. Dan, ia pun mendayungkan kakinya di dalam air, seperti berlari di daratan.
Ternyata, anak kuda merasakan dirinya mengapung dan melaju di atas air. Ia tidak tenggelam. Dan air tidak sedingin yang ia bayangkan. Segar!!!
Setibanya di seberang sungai, induk kuda terheran-heran mendapati anaknya sudah bisa berenang.
“Bagaimana kamu bisa belajar berenang secepat itu?” tanya induk kuda.
“Karena keadaan, Bu!” ucapnya.
Induk kuda masih belum mengerti dengan apa yang diucapkan anaknya: karena keadaan?
**
Kadang penghalang untuk sebuah kesuksesan bukan dari luar. Melainkan dari dalam diri kita sendiri: takut, tak mau mencoba, dan kepungan keraguan tentang bagaimana jika begini dan begitu.
Tidak sedikit pula dari kita yang akhirnya sukses melakoni ‘dunia’ baru, bukan karena ingin atau suka. Tapi lebih karena dipaksa oleh keadaan.
Jangan pernah kapok dengan kegagalan. Coba dan coba lagi. Rasanya tak perlu harus ada ‘serigala’ di belakang kita agar kita lebih serius untuk mencoba lagi. [Mh]