ChanelMuslim.com- Suatu kali, seorang murid membonceng sepeda motor yang dikendarai gurunya. Mereka menuju suatu tempat untuk sebuah keperluan.
Di sebuah pasar, sang guru memarkirkan sepeda motornya. Sang murid terus mengikuti sang guru kemana pun yang sang guru tuju. Di kios sayuran, sang guru membeli bayam, kangkung, kol, dan lainnya.
Setelah membayar, sang guru berucap, “Terima kasih telah menyediakan begitu banyak keperluan kami. Sayur-sayuran ini begitu hijau, sehat, dan sangat bermanfaat buat kami. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.”
Tukang sayur yang menyimak ucapan sang guru itu pun tak mengatakan apa-apa. Ia hanya diam. Sepertinya, pedagang sayur itu terheran dengan tingkah sang bapak di hadapannya. Dan begitu pun sang murid yang ikut tertegun dengan tingkah gurunya.
Begitu pun ketika di tukang ikan, beras, dan tahu. Sang guru kembali mengucapkan hal serupa setelah membayar.
Ketika berada di sepeda motor, sang murid menanyakan itu ke gurunya. “Guru, kenapa Anda selalu mengucapkan terima kasih yang berlebihan kepada para pedagang. Bukankah semuanya sudah terbayar dengan uang yang guru bayarkan?”
Sang guru tersenyum. Ia pun menghentikan laju sepeda motornya untuk menyampaikan hal serius kepada muridnya.
“Nak, tidak semua bisa disetarakan dengan uang. Di balik sayur mayur tadi, ikan, tahu, beras dan lainnya; berkumpul begitu banyak jerih payah, kerja keras, pelayanan, perhatian, dan cinta.
“Yang terlihat mungkin bisa dinilai dengan uang. Tapi hal yang tak terlihat, tak akan pernah setara dengan jumlah uang berapa pun.
“Muridku, berlatihlah untuk menilai sesuatu yang tak terlihat niscaya kamu akan selalu bersyukur, dan jangan terpaku dengan yang terlihat karena itu akan menjadikanmu kufur,” ungkap sang guru sambil menepuk punggung muridnya.
**
Kalau saja Allah swt. membalas ibadah kita dengan uang, tentu akan banyak orang yang berbondong-bondong menunaikan ibadah. Masjid penuh. Pengajian luber. Dan orang akan berusaha melek semalaman suntuk untuk ibadah.
Kenapa hanya dengan pahala? Karena ibadah berangkat dari sesuatu yang tak terlihat, yang tersimpan jauh di lubuk hati yang paling dalam. Di situlah ada ketundukan, ketaatan, dan keridhaan. Dan semua itu tak akan pernah sebanding dengan nilai uang berapa pun.
Semua ungkapan “terima kasih” dari Yang Maha Kaya itu, pada saatnya, akan dibayarkan dalam bentuk sesuatu yang melampaui nilai materi yang ada di dunia ini. Sesuatu yang belum pernah terlihat, terdengar, bahkan terbersit di hati manusia. (muhammad nuh)