MEMPELOPORI kebaikan itu tak mudah. Tapi pahalanya seperti tak terkira.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membuat sunnah hasanah (pelopor kebaikan) dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi pahala mereka.
“Dan siapa yang membuat sunnah sayyiah (pelopor keburukan) dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)
**
Betapa beruntungnya mereka yang sukses mempelopori kebaikan dalam Islam. Antara lain, mempelopori adanya halal bihalal, tablig akbar, Jumat berkah, berbagi takjil, dan lainnya.
Mereka dapat pahala, plus akumulasi dari pahala-pahala orang lain yang mengikuti kebaikan itu. Tentu begitu banyak dan nyaris tak terhingga.
Kepeloporan kebaikan yang paling sederhana adalah membiasakan kebaikan dalam keluarga. Misalnya, tadarus bersama keluarga setiap ba’da Magrib, bersilaturahim ke sanak kerabat di momen Lebaran, menyantuni anak yatim di bulan Muharam, saling memberikan hadiah di momen ulang tahun, dan lainnya.
Jika kebaikan yang sederhana itu terus berlanjut hingga ke anak cucu, bahkan cicit; maka si pelopor di keluarga akan terus mendapat aliran pahala dari kebaikan mereka. [Mh]