BERSIH dan suci itu sebagian dari tanda keimanan. Itulah ciri utama seorang muslim yang kaffah atau sempurna.
Ajaran Islam sarat dengan nilai kebersihan dan kesucian, baik yang kelihatan maupun yang tidak. Yang kelihatan mencakup fisik dan pakaian. Dan yang tidak kelihatan, tentang hati dan penghasilan.
Bersih dan suci sebenarnya berbeda makna. Bersih berkaitan dengan yang terlihat, dan suci sesuatu yang tidak terlihat. Kadang sesuatu yang terlihat bersih, belum tentu suci.
Namun dari penggunaan kata sehari-hari, kerap kata bersih dan suci menyatu dalam arti bebas dari segala kotoran, baik kotoran yang terlihat maupun tidak.
Bersih Fisik
Secara fisik, seorang muslim sepatutnya selalu bersih. Hal ini karena syariah Islam membiasakan kita bersih. Setidaknya kebersihan dan kesucian saat akan shalat.
Karena itu, orang yang selalu menjaga shalatnya, berarti juga terjaga dalam kebersihan dan kesuciannya.
Seorang muslim yang sempurna Islamnya, akan terlihat dari kebersihan fisiknya, busananya, dan akhlaknya: ucapan dan perbuatan.
Bersih Hati
Bersih hati artinya keikhlasannya kepada Allah subhanahu wata’ala: jauh dari kemusyrikan, dari kemaksiatan, dan dari kedengkian terhadap sesama manusia.
Bersih hati ini merupakan dasar dari bersih-bersih lainnya. Orang yang hatinya bersih dan ikhlas akan merembes dalam segala kebersihan yang lain: fisik, ucapan, dan perbuatan.
Hati yang bersih seperti cermin yang bening. Ia akan sangat sensitif terhadap segala kotoran, meskipun sekadar debu-debu kecil.
Di hati yang bersih, sedikit kemaksiatan akan memunculkan seribu satu kegelisahan diri. Sebuah fenomena yang bertolak belakang jika di hati yang kotor apalagi berkarat: sudah ditangkap penegak hukum pun masih bisa tersenyum santai.
Bersih Penghasilan
Selain bersih-bersih di dua hal tadi, sepatutnya kita menjaga nilai bersih dalam apa yang akan kita makan, atau penghasilan.
Karena kebersihan di hal ini akan berpengaruh pada jiwa seseorang. Bahkan keluarga yang ikut menikmati penghasilan tersebut.
Penghasilan yang bersih akan menstimulasi empunya untuk dekat dengan kebaikan. Sebaliknya, penghasilan yang kotor akan selalu menggiring kepada maksiat dan kejahatan.
Inilah arena ujian dunia di mana kita diuji. Semampu apa kita bisa menjaga kebersihan tiga hal tadi. Semoga Allah memudahkan perjuangan kita. [Mh]