MENIKAH itu mudah. Kadang, kitalah yang membuatnya sulit.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan nikahkanlah orang-orang yang lajang di antara kalian, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sayahamu yang perempuan.
“Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32)
**
Ayat ini turun setelah pada ayat sebelumnya ada perintah untuk menahan pandangan: laki-laki maupun perempuan. Karena melalui pandanganlah awal mula maksiat pria dan wanita terjadi.
Inilah solusi nyata dari kecenderungan alami antara pria dan wanita. Bukan dengan ‘pedekate’. Bukan dengan pacaran. Bukan dengan yang lainnya. Melainkan, dengan menikah.
Kadang, setan mendompleng dalam nalar logika kita tentang mampu tidaknya menikah. Seperti, menikah itu mahal. Nanti kalau sudah menikah, dari mana duitnya buat kebutuhan sehari-hari, dan seterusnya.
Inilah bahasa iman. Inilah bahasa keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala tak pernah jauh dari hamba-Nya. Allah Yang Maha Kaya selalu bisa mengayakan hamba-Nya dengan cara yang belum terjangkau oleh pikiran kita.
Jika sudah ada kemampuan untuk mencari nafkah, segeralah menikah. Jangan ditunda-tunda.
Ikhlaskan niat menikah untuk mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan yakinlah, bahwa menikah itu mudah. Kadang, kita sendiri yang mempersulitnya. [Mh]