• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 23 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Membalas Keburukan dengan Kebaikan

Keburukan akan memunculkan keburukan. Kebaikan akan melahirkan kebaikan. Tapi bagi orang tertentu, keburukan yang diterima akan dibalas dengan kebaikan.

Mei 17, 2021
in Nasihat, Unggulan
Membalas keburukan dengan kebaikan

Membalas keburukan dengan kebaikan (Ilustrasi, foto: CodePink)

145
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Perilaku buruk itu seperti virus. Ia bisa menularkan ke orang-orang di dekatnya. Mereka yang resisten dengan virus itu, tidak ikutan menyerap dan menularkannya ke orang lain. Dirinya mampu menetralisir itu, dan “mengembalikan” virus keburukan dengan kebaikan.

Ah, betapa idealnya mereka yang mampu seperti itu. Atau jangan-jangan hanya ada dalam kisah-kisah para Nabi dan orang-orang soleh sezamannya. Sementara yang hidup di akhir zaman seperti saat ini, sosok seperti itu nyaris punah.

Benarkah? Menyelami sikap mulia itu memang menarik. Menarik bukan karena sudah langka. Tapi sebagai koreksi diri kenapa hal luar biasa itu menjadi begitu imposibel untuk saat ini. Bukankah sikap baik buruk bukan ditujukan untuk awal dan akhir zaman. Tapi bisa terus terjadi di seluruh generasi.

Memori kita menyimpan begitu banyak desain keburukan yang harus dibalas dengan keburukan. Nafsu dan ego pun mendukungnya. Lihatlah semua cerita film yang mungkin sering kita cerna. Kisah diawali dengan berkuasanya keburukan. Dan kisah pun bergeser dengan lahirnya kebaikan. Kemudian, kebaikan akan menumpas keburukan. Dan, penonton pun puas.

Kisah ini berulang dan terus berulang. Tentu dengan langgam yang berbeda. Warna yang berganti. Dan tokoh pemeran yang berubah, tapi tetap dengan desain cerita yang sama. Bertahun-tahun kita mencerna itu sebagai hidangan lezat.

Cerita film dan memori kita boleh jadi terlalu sederhana untuk mengurai bahwa keburukan itu perilaku atau sifat. Bukan orangnya. Ia persis seperti virus yang bisa menempel pada siapa pun. Kemudian menggerogoti hal-hal baik dari dalam dan mendominasinya menjadi sifat utama.

Dengan kata lain, orang itu hanya wadah. Sementara perilaku buruk adalah isi wadah itu. Kenapa tidak ditumpahkan saja isinya, tanpa harus memecahkan wadahnya.

Bagaimana dengan hukuman mati? Islam tidak memaksudkan itu sebagai balas dendam. Melainkan, sebagai cara preventif agar virus keburukan itu tidak mudah menular ke orang lain. Dengan hukuman yang keras itu, dikorbankan satu orang demi menyelamatkan jutaan lainnya agar tidak ikut tertular penyakit yang sama. Dan itu pun dilakukan dengan proses hukum yang panjang dan teliti.

Sebenarnya, kisah nyata dalam keseharian kita sudah sangat cukup menerangkan pentingnya membalas keburukan dengan kebaikan. Sayangnya, hal itu seolah samar. Tak bisa terlihat jelas dengan mata biasa kita.

Perhatikan sosok mulia dari seorang ibu. Ia rela menelan “keburukan” anak-anaknya untuk digantikan dengan sebuah kepuasan sebagai sosok ibu. Siang malam ia diganggu. Bukan satu dua hari saja. Melainkan, dalam hitungan tahun.

Semua gangguan yang dirasakan ibu sama sekali tak terbersit untuk dibalas dengan gangguan yang sama ketika anak-anaknya dewasa. Ibu begitu puas karena telah berhasil menyuntikkan energi kebaikan untuk mengisi jiwa anak-anaknya walaupun keburukan telah menjadi hidangannya setiap saat.

Alquran mengajarkan, idfa’ billati hiya ahsan. Tangkallah keburukan itu dengan yang paling baik. Maka, permusuhan yang pernah merasuk akan berubah menjadi persahabatan penuh kasih sayang.

Jadi, bukan orangnya yang buruk. Tapi sifatnya. Karena semua orang terlahir dengan fitrah, kesucian. Lingkunganlah yang mencelupnya menjadi warna ini dan itu.

Sebarkanlah energi kebaikan maka kebaikan akan menjadi dominan. Jangan pernah takluk dengan pancingan keburukan. Karena membalas keburukan dengan keburukan hanya akan menyuburkan keburukan.

Mulailah dari diri kita. Mulailah dari hal kecil. Dan niatkan, dengan cara inilah kita membalas kebaikan Allah yang tak ada bilangan jumlahnya. (Mh)

 

 

Tags: membalas keburukan dengan kebaikanMuhasabahNasihat
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Bumbu-Bumbu Keharmonisan Keluarga

Next Post

Resep Lodeh Ikan Panggang

Next Post
Resep Lodeh Ikan Panggang

Resep Lodeh Ikan Panggang

Masa 4 Tahun Lalu, Sebelum Covid Melanda

Masa 4 Tahun Lalu, Sebelum Covid Melanda

Bercinta dalam Ikatan Pernikahan yang Sah

Bercinta dalam Ikatan Pernikahan yang Sah

  • Tafsir Al Munir

    Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5063 shares
    Share 2025 Tweet 1266
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7538 shares
    Share 3015 Tweet 1885
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1506 shares
    Share 602 Tweet 377
  • Musyawarah Nasional Wanita Al Irsyad Tahun 2025 Bertema Berdaya Juang dan Berkemajuan Tanpa Batas

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3131 shares
    Share 1252 Tweet 783
  • 12 Adab dalam Majelis Al-Qur’an

    4551 shares
    Share 1820 Tweet 1138
  • Gelar Seminar Kebangsaan, KB PII Sulsel Hadirkan Ketua MPR RI

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Untuk Pemula, Belajar Islam Mulai dari Mana?

    2991 shares
    Share 1196 Tweet 748
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5117 shares
    Share 2047 Tweet 1279
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2025 shares
    Share 810 Tweet 506
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga