ChanelMuslim.com- Dua ibu lansia saling janjian untuk barengan pergi menjenguk rekannya yang sakit. Tapi karena ada halangan, keduanya mengubah kesepakatan.
Lansia pertama menginginkan kesepakatan diundur. Ia pun mengirimkan pesan WA ke sahabatnya itu. Pesannya sudah terbalas: ya. Ia sengaja tidak via telpon karena pendengarannya sudah kurang jelas.
Tak lama kemudian, giliran lansia kedua yang ingin kesepakatannya dimajukan. Ia pun menelpon sahabatnya itu. “Kita majukan aja, ya? Ya?” ucapnya berulang. Terdengar jawaban dari sahabatnya, “Ya!”
Ia memang sengaja menyampaikan pesan via telepon karena penglihatannya sudah kurang jelas.
Di hari yang sudah disepakati versinya, lansia kedua agak kecewa karena sahabatnya tidak datang, padahal sudah ditelpon.
Begitu pun di hari yang sudah disepakati versinya, lansia pertama kecewa karena sahabatnya juga tidak datang padahal sudah di-WA.
Akhirnya, keduanya bertemu untuk mempertanyakan kesalahan masing-masing. Kenapa keduanya saling tidak datang padahal sudah disampaikan pesan via WA dan via telepon.
“Saya sudah telpon kalau acaranya dimajukan. Kamu bilang iya, tapi kok nggak datang?” tanya lansia kedua.
“Lha saya kan sudah nggak bisa dengar jelas, gimana saya tahu kamu bilang dimajukan,” jawab lansia pertama. “Saya iya iya aja,” tambahnya.
“Terus, kenapa kamu nggak datang? Kan sudah saya WA acaranya diundur?” tanya lansia pertama.
“Lha gimana aku bisa baca WA kamu, kan penglihatan aku sudah kurang jelas. Ya aku iyakan aja,” jawab lansia pertama.
**
Penyampaian pesan tidak cukup hanya memastikan bahwa pesan sudah diterima. Lebih dari itu, pesan harus dipastikan apakah sudah dipahami dengan benar.
Itulah mungkin kenapa Rasul diutus untuk memastikan pesan Ilahi bisa dipahami dengan benar. Begitu pula peran para ulama untuk memastikan pesan dari Allah dan RasulNya juga dipahami dengan benar.
Karena itu, merujuklah kepada Rasul dan para ulama agar pesan Ilahi tidak disalahartikan. [Mh]