NABI shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh aku berjalan bersama saudaraku muslim untuk sebuah keperluan (membantu sesama muslim) lebih aku cintai dari beri’tikaf di masjid ini (masjid Nabawi) selama sebulan penuh…” (HR. Thabrani)
Islam tidak dimaksudkan sebagai agama yang hanya meraih hubungan baik kepada Allah saja. Tapi juga terhadap saudara sesama muslim, bahkan sesama manusia.
Banyak riwayat yang mengisahkan orang-orang yang begitu Allah puji dan memasukkan mereka ke surga lantaran orang-orang itu berbuat baik kepada saudaranya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia.
“(Seperti) mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya….” (HR. Thabrani)
Di hadis ini pula, Rasulullah menegaskan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lebih suka berjalan bersama muslim (untuk keperluan membantu muslim lainnya) daripada i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan penuh.
Bayangkan, betapa besarnya pahala beri’tikaf di masjid Nabawi, apalagi selama satu bulan penuh. Tapi mengurus hajat saudara muslim jauh lebih Rasulullah cintai dari amal ibadah itu.
Salah seorang guru para tabi’in, Imam Hasan Al-Bashri, pernah meminta murid-muridnya untuk mengurus saudara muslim lainnya yang sedang dalam kesulitan.
“Ajaklah Tsabit Al-Banani bersama kalian,” ucap Hasan Al-Bashri kepada murid-muridnya.
Ketika murid-murid tersebut menemui Tsabit, ia sedang melakukan i’tikaf. “Maaf, aku sedang i’tikaf,” ucap Tsabit.
Mereka pun kembali menemui Hasan Al-Bashri untuk mengabarkan jawaban Tsabit tersebut.
Kemudian Hasan Al-Bashri mengatakan, “Wahai A’masy, tahukah engkau bila engkau berjalan menolong saudaramu yang butuh pertolongan itu lebih baik dari haji setelah haji.”
Setelah murid-murid Hasan Al-Bashri menyampaikan hal itu ke Tsabit, ia pun meninggalkan i’tikaf dan ikut bersama murid-murid Hasan Al-Bashri untuk melakukan bantuan.
Inilah bangunan Islam yang sempurna. Allah dan RasulNya tidak hanya memuliakan mereka yang gemar beribadah. Tapi juga gemar menyenangkan hati saudara sesama muslim.
Bahkan, pahala dan keutamaannya jauh lebih besar dari beribadah seperti I’tikaf di masjid Nabawi. [Mh]