SEMUT dan cicak sama-sama hewan, tapi nilai mereka dalam Islam berbeda. Semut haram dibunuh, sementara cicak diperintahkan untuk dibunuh.
Berita tentang peristiwa Nabi Ibrahim alaihissalam dibakar oleh Raja Namruz tersebar. Termasuk di kalangan semut dan cicak.
Seekor semut tampak bersusah payah membawa setetes air. Tubuhnya yang kecil tidak bisa mengangkut air lebih dari yang ia mampu.
Seekor burung gagak bertanya, “Hai semut, untuk apa kau membawa air setetes?”
Semut menjawab, “Untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim.”
Dengan terheran gagak menyela, “Bagaimana mungkin air setetes itu bisa memadamkan api besar yang membakar Nabi Ibrahim?”
Semut menjawab, “Aku tahu air setetes ini tidak mampu memadamkan api besar itu. Tapi setidaknya, aku sudah memposisikan diriku di pihak mana aku berpihak.”
Di sisi yang berbeda, seekor cicak juga tengah sibuk meniup-niup api yang membakar Nabi Ibrahim alaihissalam. Hal itu juga membuat heran sang burung gagak.
“Hei cicak, kenapa kamu meniup-niup api besar itu?” tanya sang burung gagak.
“Aku ingin agar api ini terus membesar,” jawab cicak.
“Bagaimana mungkin tiupanmu yang sangat kecil itu bisa membesarkan api yang sudah besar?” tanya burung gagak lagi.
“Aku tahu tiupanku ini memang sangat kecil. Tapi setidaknya, aku sudah menunjukkan di pihak mana aku berada,” ungkap sang cicak.
Karena itulah, seorang sahabiyah, Ummu Syarik, radhiyallahu ‘anha mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, ‘Dahulu cicak ikut membantu meniup api untuk membakar Ibrahim alaihissalam.” (HR. Bukhari)
Dan tentang semut, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang membunuh empat hewan: semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad,” (HR. Abu Dawud)
**
Israel dan Palestina kini tengah berperang. Amerika dan sekutunya membantu Israel, dan umat Islam membantu Palestina.
Seorang nenek batal membeli produk dari perusahaan yang mendukung Israel. Seseorang bertanya, “Nek, kenapa batal membeli produk itu?”
“Saya ingin membantu Palestina untuk mengalahkan Israel,” ucapnya tegas.
“Tapi Nek, apa iya uang sekecil itu bisa membangkrutkan Israel?” ucap si penanya lagi.
Sang nenek berkilah, “Aku tahu kalau boikotku ini teramat kecil untuk membangkrutkan Israel. Tapi setidaknya, Allah akan menjadi saksi di pihak mana aku kini berpihak!” ungkapnya tegas. [Mh]