• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 2 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Ketika Ambulan Jadi Kendaraan Istimewa Kita

Januari 13, 2022
in Nasihat
Ketika Ambulan Jadi Kendaraan Istimewa Kita

Foto: Pixabay

81
SHARES
625
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Ketika Ambulan Jadi Kendaraan Istimewa Kita

Kendaraan ini memang unik. Dari semua penumpang termasuk sopir yang ikut di dalam, hanya seorang yang boleh tidur. Bukan sekadar tidur sambil terduduk. Tapi, tidur dalam arti sebenarnya: membujur tanpa halangan. Dan tak seorang pun akan membangunkan, meski tujuan sudah sampai.

Jika kita tinggal tak jauh dari pusat pemakaman sebuah kota, maka telinga kita akan terbiasa dengan suara sirine ambulan. Suaranya begitu nyaring menusuk telinga. Ia terus dinyalakan tanpa peduli apakah yang mendengarnya terganggu atau tidak. Tak peduli juga apakah saat itu siang, sore, atau tengah malam sekali pun.

Baca Juga: Angkatan 27 IPB Donasi Rp322.5 Juta untuk Pengadaan Ambulans

Ketika Ambulan Jadi Kendaraan Istimewa Kita

Anehnya, tak seorang warga pun merasa terganggu. Meski menusuk telinga, suara ambulan sudah seperti suara mobil biasa. Orang hanya terhenyak sebentar, kemudian kembali dengan dunianya masing-masing.

Sekarang, bayangkan kita menjadi penumpang di mobil istimewa itu. Bukan sebagai sopir atau asistennya. Melainkan sebagai penumpang istimewa yang boleh tidur dengan posisi apa pun.

Saat itu, kita akan membayangkan betapa cepatnya mobil itu melaju. Tanpa ada hambatan. Meski lampu merah sekali pun. Sedemikian cepatnya, kita seperti melaju di jalan tol yang sepi. Ah, betapa enaknya.

Kita pun akan membayangkan di depan dan belakang mobil yang ditumpangi berjajar kendaraan pengawal. Ada motor dan mobil yang begitu sigap menutup pertigaan dan perempatan. Mereka rela mengambil risiko terserempet kendaraan lain. Rela pula mendapat cemooh pengendara sekitar. Semua demi mobil yang kita tumpangi tetap melaju cepat.

Padahal, kita bukan pejabat. Kita juga bukan orang penting yang harus diutamakan dari pengendara lain. Kita hanya warga biasa yang sudah tidak lagi menjadi apa-apa.

Bukan cuma pengawalan, mobil istimewa kita pun diikuti begitu banyak kendaraan sanak kerabat. Mereka berjejer di belakang kita. Mereka rela ikutan. Walaupun undangannya begitu mendadak. Walaupun, mereka tak mendapat uang transport sepeser pun.

Semua ikutan. Tanpa kecuali. Persis seperti sebuah pawai keluarga. Ah, sebuah momen yang benar-benar istimewa.

Kita juga membayangkan lokasi tujuan yang akan dicapai. Lokasinya bukan tempat rapat penting yang dikhawatirkan akan berpengaruh besar jika terlambat semenit pun. Bukan juga tempat darurat yang tak boleh ada kata terlambat.

Lokasinya hanya sebuah tempat sunyi. Tak ada gedung-gedung tinggi. Tak ada gemerlap lampu dan hiasan taman. Tak ada toko-toko serba ada untuk mencukupi segala kebutuhan. Bahkan, satu rumah pun sulit ditemukan.

Lokasinya hanya sebuah kumpulan gundukan tanah dengan sedikit hiasan batu nisan. Gundukan itu berjajar begitu panjang. Tanpa sedikit pun atap atau sekadar lampu penerangan. Gelap. Sunyi. Dan kian gelap dan sunyi manakala malam menyelimut pekat.

Itulah lokasi yang akan kita tuju. Ketika tiba, semua pengantar begitu bergegas menggotong tubuh kita. Tak seorang pun yang akan mau membangunkan. Meski dengan cara sehalus apa pun.

Kita akan menjadi pusat perhatian semua orang di situ. Semua mata memandang ke arah diri kita. Anehnya, tak seorang pun yang tersenyum. Mereka tampak sedih. Setidaknya, tidak menampakkan ekspresi apa pun.

Ah, betapa istimewanya diri kita. Setelah ditumpangi kendaraan istimewa, digotong pula dengan penuh hati-hati.

Tujuan akhir dari perjalanan istimewa itu memang bukan tempat istimewa seperti yang selama ini kita alami. Bukan gedung megah. Bukan mal nan penuh pesona. Bukan vila mewah yang serba ada. Melainkan, sekadar sebuah galian tanah berukuran sekitar satu kali dua meter.

Itulah tujuan dari perjalanan istimewa itu. Di situlah kita akan tinggal untuk selamanya. Tak pernah keluar walau sedetik pun. Selamanya, tanpa ditemani seorang pun. Tanpa fasilitas darurat seperti, ranjang tidur, selimut, baju ganti, toilet, makan, minum, dan lainnya.

Siapa pun kita, hanya akan berakhir dalam perjalanan istimewa itu di tempat itu. Sebuah ruang gelap tanpa fasilitas apa pun. Ditutup dengan tumpukan tanah serapat-rapatnya. Sepadat-padatnya.

Kendaraan istimewa itu pun akhirnya meninggalkan kita. Sirinenya tak lagi berbunyi. Kendaraan itu tak lagi istimewa. Karena yang membuatnya istimewa bukan dari sirinenya. Bukan juga karena para pengawalnya. Tapi karena kitanya yang istimewa: sesosok jenazah yang terbungkus kain kafan putih. Tanpa corak bunga. Tanpa corak batik nan abstrak. Tanpa sulaman indah nan mempesona. Hanya kain putih yang tak perlu disetrika. (Mh)

Tags: Ketika Ambulan Jadi Kendaraan Istimewa Kita
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Gugatan Rp39,5 triliun Perusahaan AS kepada Pertamina

Next Post

Hari Libur Islam akan Masuk Kalender Akademik di Distrik Lewistone Maine

Next Post
Hari Libur Islam akan Masuk Kalender Akademik di Distrik Lewistone Maine

Hari Libur Islam akan Masuk Kalender Akademik di Distrik Lewistone Maine

Bingkisan Libur

Bingkisan Libur

Buku Biografi Ramadhan KH Diluncurkan, Ini Kesan Gilang Ramadhan

Buku Biografi Ramadhan KH Diluncurkan, Ini Kesan Gilang Ramadhan

  • Dari Khitan Massal hingga Palestina: Bahagianya Merayakan Dampak

    Jangan Putus Asa, Ada 20 Pintu Rezeki yang Bisa Kamu Usahakan

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3242 shares
    Share 1297 Tweet 811
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7672 shares
    Share 3069 Tweet 1918
  • Bahaya Kebiasaan Meminjam Helm

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • Nasi Kebuli Ayam Istimewa

    221 shares
    Share 88 Tweet 55
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5184 shares
    Share 2074 Tweet 1296
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5164 shares
    Share 2066 Tweet 1291
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    443 shares
    Share 177 Tweet 111
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4899 shares
    Share 1960 Tweet 1225
  • Gading Paradise Kebumen Menghadirkan Wisata ala Eropa

    281 shares
    Share 112 Tweet 70
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga