KANUD itu sifat buruk. Yaitu, menutupi hal baik seraya membesar-besarkan yang buruk.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Innal insaana lirobbihi lakanuud.” Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” (QS. Al-‘Adiyat: 6)
Imam Hasan Al-Bashri menjelaskan, “Orang yang kanud adalah yang terus-menerus menghitung musibah, tapi melupakan berbagai nikmat yang telah Allah berikan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan tentang istri yang ‘kanud’, “Seandainya kalian berbuat baik kepada istri kalian suatu waktu, kemudian di waktu lain ia melihat ada hal yang tidak ia sukai dari kalian, ia akan mengatakan: aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
**
Bersikap adil dengan keadaan seseorang kadang tak mudah. Karena ditutupi marah dan benci, yang terlihat dari orang itu hanya buruknya. Sementara baiknya, meskipun jauh lebih banyak dari buruknya, tak lagi bisa terlihat.
Begitu pun terhadap Allah subhanahu wata’ala. Karena tidak ridha dengan cobaan dan musibah, yang terlihat dari perlakuan Allah terhadap seseorang seolah buruk semua. Padahal, nikmat dan kebaikan Allah jauh lebih besar dari musibah yang ia alami.
Sabarkan diri untuk selalu bersikap adil terhadap apa pun. Dengan begitu, kita akan selalu bersyukur pada Allah dan tidak mudah merendahkan kebaikan seseorang. [Mh]