“HATI yang bersih tak akan pernah bosan membaca Al-Qur’an.” (Riwayat Al-Baihaqi)
Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, “Hati yang bersih tak akan pernah bosan untuk membaca Al-Qur’an.”
Kata kuncinya begitu mendasar, yaitu keadaan hati yang bersih. Hati yang selalu terpaut dengan Allah subhanahu wata’ala. Dan tentu saja, hati yang jauh dari noda-noda dosa.
Jadi, kenapa ada rasa bosan, ada rasa enggan untuk membaca Al-Qur’an mendandakan bahwa hati kita tidak sedang baik-baik saja. Di situlah ketika noda-noda terus bertumpuk menghitamkan permukaan hati.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. 83: 14)
Di sinilah perbedaan keadaan kita dengan generasi pertama Islam ini, yaitu generasi para sahabat radhiyallahum ajma’in. Yaitu, ada pada keadaan hati mereka yang berbeda dengan kita.
Sebegitu bersihnya hati mereka, Al-Qur’an menjadi sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari mereka, dalam amal dan bacaan.
Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu terbiasa mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu hari saja. Bahkan dalam satu malam, ia shalat witir satu rakaat dengan bacaan Al-Qur’annya penuh 30 juz tanpa jeda.
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu juga memiliki interaksi hati yang begitu erat dengan bacaan Al-Qur’an. Siapa sangka di balik karakternya yang keras, hatinya sangat peka dengan tilawah Al-Qur’an. Satu sentuhan ayat saja bisa membuatnya menangis seperti anak kecil.
Pernah suatu kali ketika melewati sebuah rumah, terdengar seseorang sedang membaca ayat tentang azab, sontak Umar bin Khaththab jatuh pingsan karena tak kuat menahan dahsyatnya makna ayat itu.
Seorang sahabat Nabi yang lain, Urwah bin Zubair, sangat terbiasa membaca Al-Qur’an dalam bilangan harian. Sedemikian asyiknya membaca Al-Qur’an ia tak sadar telah melalui paginya menuju siang dengan membaca tujuh setengah juz Al-Qur’an.
Begitu pun ketika malam datang. Ia lagi-lagi tak mau melewatkan malam untuk luput dari membaca Al-Qur’an. Setidaknya 15 juz dalam sehari tanpa terasa ia baca.
Begitu banyak para sahabat Nabi yang memiliki sifat-sifat Qurani yang sama. Mereka membaca Al-Qur’an, memahaminya, dan mengamalkannya.
Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membaca Al-Qur’an hari ini?
Jangan pernah bosan dan enggan membaca Al-Qur’an. Karena di akhirat nanti, Al-Qur’an akan memberikan perlindungan untuk mereka yang menjadi teman dekatnya. [Mh]