ChanelMuslim.com – Imunitas Moral
Ada pelajaran menarik dari salah satu bagian ibadah haji dan umrah. Yaitu, ihram. Inilah bingkai moral sekaligus tarbiyah rabbaniyah atau pendidikan dari Allah swt. terhadap jamaah haji dan umrah. Khususnya dalam hal moral.
Selama ihram, jamaah laki wajib mengenakan pakaian tak berjahit dan membentuk tubuh. Mereka dilarang melakukan maksiat, kefasikan, berbicara yang buruk, dan lain-lain.
Baca Juga: Al-Qur’an Memperbaiki Moral Masyarakat
Imunitas Moral
Khusus jamaah laki, termasuk juga dilarang mengenakan pakaian dalam. Hanya dua helai kain yang menutup aurat mereka. Bahkan dalam thawaf, bagian lengan dan pundak kanan harus terlihat atau terbuka. Yang wanitanya dilarang menutup wajah dan mengenakan sarung tangan.
Tak ada jalur atau jalan khusus untuk wanita. Laki dan wanita bercampur baur dalam langkah mengelilingi Ka’bah.
Pertanyaannya, apa tidak risih bercampur baur laki dan wanita dalam kerumunan orang yang begitu banyak. Sementara yang laki hanya mengenakan dua helai kain, dan yang wanitanya tidak menutup wajah dan telapak tangan.
Sementara dalam pelaksanaannya, thawaf dan sa’i tidak dibatasi dilakukan pada siang hari saja. Hal itu bisa dilakukan siang dan juga malam. Pertanyaannya lagi, apa wanita tidak khawatir ada laki iseng yang memanfaatkan kesempatan di suasana malam yang temaram.
Masih banyak bagian lain dari ibadah haji yang lebih memungkinkan terjadinya bercampurnya laki dan wanita.
Kenyataannya, belum ada diberitakan kasus pelanggaran moral antara laki dan wanita. Belum ada kasus wanita melaporkan terjadinya pelecehan seksual saat kerumunan dan percampuran itu.
Padahal, yang berkumpul itu bukan dalam hitungan ratusan orang, bukan pula ribuan. Melainkan, hingga jutaan.
Orang yang tidak memahami keagungan agama ini, mungkin akan terperangah dengan kenyataan ini. Kok bisa? Padahal, di pasar atau bahkan di pertemuan umum dengan jumlah sedikit yang ada percampuran laki dan wanita kerap dikabarkan ada kasus pelecehan seksual. Padahal busana laki-lakinya tidak “seseksi” dengan busana yang dikenakan jamaah haji atau umrah saat berihram.
Inilah di antara pelajaran imunitas moral yang bisa didapat dan dirasakan dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Sebuah bekal luar biasa yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari di dunia harian mereka.
Tujuh kali putaran thawaf dan tujuh kali “bolak-balik” Shafa Marwa menunjukkan isyarat jumlah hari yang dilakoni semua manusia. Selama hari-hari itu, dan tidak ada hari selain yang tujuh itu, umat terlatih dalam ibadah ini untuk bisa imunitas dalam moral.
Silakan bercampur laki dan wanita dalam urusan yang mempunyai tujuan baik, tapi mereka harus imun dari potensi yang menjerumuskan mereka dalam dosa dan maksiat.
Sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
المؤمنُ الذي يخالطُ الناسَ ويَصبرُ على أذاهم خيرٌ منَ الذي لا يُخالطُ الناسَ ولا يصبرُ على أذاهمْ
“Seorang mukmin yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka” (HR. At Tirmidzi 2507, Al Bukhari dalam Adabul Mufrad 388, Ahmad 5/365, syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan hadits ini shahih dalam Mafatihul Fiqh 44, Muslim.or.id). (Muhammad Nuh)