PRIA wanita itu memiliki daya tarik-menarik. Jangan terlalu dekat dan jangan buka pintu ‘kesempatan’.
Hubungan pria wanita diatur begitu ketat dalam Islam. Bukan hanya pada saat interaksi, sebelum interaksi pun Islam sudah mengatur.
Antara lain dalam cara berpakaian. Batasan busana yang dibolehkan untuk pria seperti apa. Dan, yang dibolehkan untuk wanita seperti apa. Tentu tidak sama, karena kekuatan daya tarik-menariknya berbeda.
Kedua, Islam melarang terbukanya peluang berduaan pria dan wanita yang bukan mahram. Karena jika hanya berdua, maka yang ketiganya dipastikan setan.
Begitu pun dengan batasan lainnya. Seperti, menahan pandangan. Karena pandangan pria dan wanita itu seperti panah-panah setan. Jika dibiarkan bebas, maka setan menjadi sangat leluasa menggoda.
Potensi-potensi daya tarik pria wanita ini tidak terbatas hanya untuk mereka yang lajang. Yang sudah beristri atau bersuami pun bisa terjebak dalam perangkap setan ini.
Bisa dibilang, inilah lahan empuk setan untuk menggoda sekaligus menjerumuskan manusia kedalam kerusakan dan kehinaan.
Kalau potensi mencuri, potensi mabuk-mabukan, dan lainnya masih perlu pemicu. Seperti keterdesakan dan lainnya. Tapi fitnah pria wanita bisa terjadi dalam keadaan apa saja. Tanpa perlu pemicu dan mendukungnya keadaan.
Di situlah kenapa khusus di masalah pria wanita ini, sampai berapa kali pandangan juga diatur dalam Islam. Satu kali dibolehkan, dan selebihnya dilarang. Tentu saling pandang yang tidak ada keperluan yang dibolehkan.
Anehnya, otak begitu tajam merekam pandangan antar pria dan wanita. Meskipun pandangan terjadi begitu singkat. Mungkin, inilah di balik tipu daya setan.
Jadi, jika tiba-tiba ada rekaman tentang sosok pria atau wanita yang muncul begitu kuat, segera lakukan penghapusan. Yaitu, dengan cara mengabaikannya.
Jangan biarkan ada jejak-jejak yang menguatkan. Seperti, ucapan khusus, hadiah, tulisan khusus, foto, video, dan sejenisnya. Abaikan saja, meskipun setan terus-menerus menguatkan rekaman itu.
Bagi yang sudah bersuami atau beristri, segera temui suami atau istri. Pindahkan ketertarikan itu kepada suami atau istri secara wajar.
Bagi yang masih lajang, sibukkan pikiran dan hati untuk zikrullah. Jadikan Allah satu-satunya sosok dan kesan yang paling kuat di hati.
Bersabarlah untuk tetap ‘berpuasa’ dari jebakan daya tarik pria dan wanita. Insya Allah, akan ada waktunya untuk ‘berbuka’ puasa. [Mh]