ChanelMuslim.com- Seorang anak memperhatikan permainan catur. Ia tertarik dengan berbagai sosok dan peran dalam permainan.
“Ini disebut raja. Ini ratu. Ini kuda. Ini peluncur. Ini benteng. Dan yang banyak ini pion,” ungkap sang ayah yang memperhatikan keseriusan anaknya dengan catur.
Sang anak mengangguk. Ia pun mendapatkan penjelasan fungsi masing-masing sosok itu dari ayahnya.
“Awas jangan sampai raja termakan. Karena itu tandanya kamu kalah bermain,” jelas sang ayah lagi.
Sekali lagi ia memperhatikan dua orang yang tengah bermain catur di hadapannya. Benar apa yang disampaikan ayahnya tentang masing-masing peran itu.
“Skak mat,” ucap salah seorang dari mereka. Dan permainan pun usai.
Semua bidak catur itu dikumpulkan, baik yang warna putih maupun hitam. Semua menjadi satu dalam satu wadah: raja, ratu, kuda, dan lainnya.
Saat semua bidak catur itu berkumpul dalam kotak, ia pun tiba-tiba mengangguk.
“Ah, kalau permainan usai; baik raja, ratu, kuda, peluncur, dan pion tak lagi memiliki peran apapun,” ucap sang anak mulai memahami sesuatu.
**
Hidup ini tak ubahnya seperti permainan catur. Ada peran masing-masing orang. Ada yang sebagai raja, ratu, kuda, peluncur, benteng, dan pion.
Mereka saling berhadapan satu sama lain. Mereka pun saling memakan jika strategi memungkinkan. Ada juga yang saling berlomba untuk menduduki kekuasaan lawan.
Tapi, manakala permainan usai, semua berkumpul dalam satu wadah yang sama. Tak ada lagi sosok dan peran. Yang ada sekumpulan benda dalam permainan.
Pahami sosok dan peran kita. Berperanlah sesuai jati diri kita.
Tapi sadarilah, jika “permainan” usai, tak ada lagi sosok dan peran. Tak ada lagi musuh dan kawan. Semuanya hanya sekumpulan benda dalam permainan. [Mh]