AKUARIUM ada yang besar dan banyak pula yang mini. Sayangnya, tak banyak ikan yang paham kalau dunia tak seluas akurium tempat mereka tinggal.
Seekor anak ikan arwana tinggal di sebuah akurium. Meski masih tergolong anak, ia tinggal sendirian.
Si anak arwana ini memang keturunan jenis yang super. Warna tubuhnya indah. Gradasi sisik keemasannya sudah begitu tampak di usianya yang muda.
Setiap hari, ia berenang ke kanan kemudian balik lagi ke kiri. Ia sama sekali tak menyangka kalau di luar akuarium ini ada tempat sangat luas yang juga berisi air.
Di usianya yang beranjak dewasa, ia dipindahkan. Ia hanya berpikiran kalau hidupnya sudah berakhir. Karena, hidup menurutnya hanya di akurium tempat ia begitu lama tinggal.
Tiba-tiba, optimisme hidupnya bangkit. Karena tempat barunya bukan penggorengan di mana biasa ikan-ikan besar berakhir. Melainkan, sebuah tempat yang super besar, airnya alami, dan banyak arwana lain, khususnya betina.
Ia baru sadar kalau ada dunia lain yang jauh lebih besar. Itulah kolam pengembangbiakan. Si arwana dijadikan bibit unggul.
“Wow, di sini, aku tidak hanya bisa bergerak ke kanan dan kiri. Tapi juga ke atas dan bawah dengan kecepatan pol,” pungkasnya.
**
Kadang, kita terjebak pada sebuah lingkungan yang kita pahami sebagai sesuatu yang ideal. Karena mungkin belum pernah melihat dan merasakan lingkungan yang jauh lebih baik.
Kita bukan ikan arwana atau ikan hias lain yang hanya bisa pindah dari sebuah akurium karena dipindahkan. Allah menganugerahkan kita akal dan pikiran.
Bumi Allah itu luas. Begitu pun dengan keadaan lingkungannya. Jangan menyerah dan merasa tak berdaya dengan sebuah lingkungan yang buruk.
Malaikat akan menanyakan, “…Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu bisa berhijrah…?” (QS. Annisa: 97-98) [Mh]