ChanelMuslim.com- Al-Qur’an akan menjadi syafaat buat para sahabatnya. Begitu yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Siapakah shahibnya Al-Qur’an?
Sahabat adalah yang selalu bersama. Tidak ada jarak. Kemana pun ia pergi, Al-Qur’an selalu menyertai. Bagaimana pun keadaannya, suka atau duka, Al-Qur’an selalu menjadi rujukan.
“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat untuk para sahabatnya.” Begitu kurang lebih yang disampaikan Nabi.
Di akhir zaman ini, persahabatan dengan Al-Qur’an kadang dikalahkan hal lain. Seperti persahabatan seseorang dengan ponselnya. Kemana pun ia pergi, ponsel selalu menyertai.
Ketika seseorang berangkat meninggalkan rumah, ia tidak sungkan untuk balik lagi ke rumah. Hal ini demi mengambil ponselnya yang tertinggal.
Seperti itukah orang memperlakukan Al-Qur’an, yang akhirnya balik lagi ke rumah demi mengambil mushaf Al-Qur’annya yang tertinggal. Rasanya, hal ini dirasakan aneh buat umumnya orang saat ini.
Jangankan balik lagi ke rumah untuk membawa serta mushaf yang tertinggal, menyertakannya pun nyaris tak terpikir. Seolah Al-Qur’an sudah tak cocok menjadi sahabat.
Ketika seseorang hendak tidur, apa yang terakhir ia lihat? Tak seorang pun yang nyaris menjawab lain, kecuali ponsel. Begitu pun ketika bangun dari tidur. Hampir tak ada yang lain yang ingin ia lihat, kecuali ponsel.
Al-Qur’an bagaimana? Waduh, jangankan melihat ketika hendak tidur, atau mencari di saat bangun dari tidur; keberadaan mushaf saja sudah ia lupakan.
Bukankah saat ini mushaf sudah berada dalam ponsel? Tetap saja, keberadaannya hanya seperti pemantas saja. Sepertinya, begitu banyak aplikasi lain yang lebih urgen untuk dilihat dan dibaca.
Orang yang gemar membaca Al-Qur’an akan nyaman saat mendengarkannya. Orang yang terbiasa membaca dan mendengar Al-Qur’an, akan mudah menghafalnya. Dan orang yang banyak hafalannya, jalan hidupnya akan selalu merujuk pada Al-Qur’an.
Tak ada satu kitab pun di dunia ini yang paling mudah dihafal, kecuali Al-Qur’an. Dan hal itu sudah dijamin Allah subhanahu wata’ala.
Tanpa bimbingan Al-Qur’an, manusia akan salah jalan. Kecerdasan manusia tidak akan mampu menilai mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk.
Tanpa bimbingan Al-Qur’an, manusia pun tak akan mampu memahami sesuatu yang ghaib, sesuatu yang belum ia lihat dan alami.
Tanpa bimbingan Al-Qur’an, manusia akan hidup tanpa pengetahuan. Pengetahuan tentang apa pun: tentang siapa Allah, tentang agama, Rasul, tentang ekonomi, politik, interaksi antar manusia, pengetahuan alam raya, dan lainnya.
Al-Qur’an juga sebagai obat hati yang paling mujarab. Beruntunglah mereka yang bersahabat dengan Al-Qur’an, karena penyembuhannya begitu cepat.
Hati yang sehat adalah sumber kebahagiaan sesungguhnya. Kebahagiaan karena kepuasan hidup. Semua yang Allah berikan selalu cukup buatnya. Meskipun orang luar menghitungnya sangat kurang.
Bersahabatlah dengan Al-Qur’an. Inilah sebuah persahabatan yang sangat menguntungkan: dunia dan akhirat. [Mh]