SELERA itu warna-warni rasa. Ada yang suka rasa asam, ada yang manis, asin, pedas, bahkan hambar. Belajarlah memahami aneka selera agar rasa tidak memisahkan kita.
Aroma durian untuk sebagian orang begitu menggiurkan. Begitu menggugah rasa, kata mereka. Tapi buat sebagian yang lain, sebaliknya. Aroma durian bisa bikin kepala tujuh keliling, perut terasa mual.
Ada juga yang begitu ngefans dengan jengkol. Kalau ada olahan ‘kancing levis’ ini, makan menjadi begitu nikmat seolah sudah berada di surga.
Tapi buat sebagian yang lain, jengkol menjadi momok tujuh turunan. Jangankan makan, mencium aromanya saja bisa menghilangkan segala selera.
Begitu juga jenis selera lain. Dalam berbusana misalnya. Ada yang senang dengan corak berwarna ‘ngejreng’ alias warna mencolok. Tapi, tidak begitu dengan yang lain.
Begitu pun dengan pilihan jodoh yang disukai. Ada berbagai selera mewarnai ‘tarikan’ cinta dari masing-masing orang. Dan pilihan jodoh ini tidak bisa disamakan.
Belajar memahami aneka selera itu yang dibutuhkan. Bukan adu kuat tentang selera apa yang lebih menarik dan disukai.
Caranya, pahami dan maklumi kenapa orang memilih selera ini dan itu, selera yang mungkin sangat tidak kita sukai.
Jangan sebaliknya, memantapkan diri dengan selera yang disukai, sehingga tidak ada toleransi dengan selera orang lain.
Yang lebih bagus lagi, bagaimana ikut menghargai selera orang lain. Meskipun tidak lantas kita ‘membunuh’ selera sendiri demi menghormati selera orang lain.
Setidaknya, bisa mengekspresikan kesan bahwa apa yang menjadi selera orang lain sama sekali tidak ada yang salah. Terlebih lagi yang dimaksud orang lain itu adalah saudara kita seiman dan seislam.
Hal ini memang butuh pengorbanan. Dan memang, tidak ada cinta yang tanpa pengorbanan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah sempurna iman seseorang, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim)
Yuk, belajar tentang aneka selera. Bukan untuk memantapkan subjektivitas ego kita. Tapi untuk menghargai selera orang lain. [Mh]